Begitu Indah Cara Allah Mencintaimu

(Untuk Mas Pepeng)
Sungguh indah cara Allah mencintaimu
Ia menghadirkanmu ke dunia
lewat rahim seorang ibu yang bersahaja,
dan kekal dengan tawakkal
Ibu yang menjadikan anak sebagai sahabat,
guru dan matahari
ibu yang sanggup hadirkan
sosok dan petuah ayah yang tiada lewat cerita
Betapa indah cara Allah mencintaimu
Ia beri sifat jenaka yang menjadikanmu
sang penghibur dalam segala musim dan cuaca
Maka tawa yang kau cipta
membuat hidup sekitar lebih bermakna
Allah mencintaimu
Ia beri ketinggian nalar dalam mencerna
Kau pun masuk ke dalam bukubuku tanpa pretensi
dan selalu kembali sebagai orang yang mengerti
dan memberi pengertian
Begitu indah cara Allah mencintaimu
Ia anugerahkan ketenaran nan memancar
agar berlimpah rizkimu,
agar tiap orang mengenal sosokmu
hingga ke jarijari mereka
Lalu tiba saat yang tak akan pernah kau lupakan itu
Ketika Allah memberi sakit yang mengiris iris
perih dan nyaris membuatmu tak berdaya
:multiple sclerosis
Mengapa?
Mengapa saya?
Mengapa tidak?
Pertanyaan-pertanyaan yang kau jawab sendiri
Di dalam kamar putih lengang pasi
Mungkinkah dalam sakit
ada sesuatu yang lebih berharga
dari yang pernah dikira manusia?
Begitulah. Kau sakit
Namun dalam sakitmu yang divonis langka,
parah dan menahun
kau menjelma orang yang membaca lebih banyak
Kau mengamati lebih detail,
merasakan lebih dalam
bersabar tanpa lagi kenal tepi
meski kau hanya bisa terbaring
Namun begitulah cara Allah mencintaimu
Dalam sakit Ia bahkan menjadikanmu
lebih banyak jalin silaturahim.
Orang berbondong bondong mengunjungimu
untuk berbagai alasan
Mereka ingin menghibur namun mereka yang kau hibur
Mereka ingin menyemangati, namun mereka yang tersemangati
Mereka ingin memberi informasi tentang dokter, tabib dan obat
bagi penyakitmu
tapi kau menjelma penyembuh paling mujarab
bagi jiwa-jiwa yang lalai, luka, dan hampa syukur
Bahkan di antara berbagai suntikan,
luka-luka nganga, darah dan nanah
kau masih sempat berpikir
tentang keadaan sekitar
tentang bagaimana memberdayakan masyarakat
negeri ini dan mencari cara menghapus lara mereka
Allah telah memberimu daya
yang membuat kami terperangah
Maka percikpercik cahaya kisahmu pun
menjelma inspirasi tanpa batas
Begitulah cara Allah mencintaimu
dengan menguji dan mengasahmu hingga kilau
sampai tiba masa berjumpa kelak
tapi yang pasti, seperti katamu,
“Sebelum ajal pantang mati!”
Maka duhai,
betapa indah cara Allah mencintaimu
Dia karuniakan empat Mohammad
sebagai cahaya mata dan sukma
Dan untuk menjagamu selamanya
Ia tak kirimkan pendamping
dari kalangan biasa
tetapi seorang bidadari
yang dalam dirinya berpadu
ketulusan Maryam
serta cinta dan kecerdasan Aisyah
Bidadari yang tertidur setelah yakin kau lelap
dan bangun sebelum kau terjaga
diselimutinya kau dengan doadoa
yang tak henti getarkan langit
Begitu Indah cara Allah mencintaimu
Begitu indah…sampai di airmataku
(Helvy Tiana Rosa, Perjalanan Rawamangun-Depok, 26 November 2014)

Posting Komentar

0 Komentar