Pembangunan dan Kesetaraan Perempuan


Pembaca, ada sajian yang tak biasa. Hunkwe bungkus dan jagung rebus yang ditabur kelapa, tersaji dalam satu snack dus, seolah mengingatkan hadirin bahwa makanan non minyak ini jauh lebih sehat untuk jantung manusia. Penulis menjadi paham ketika diketahui salah satu dari dua penyelenggara acara yang digabung Kamis (15/1) di Lantai 2 Gedung Sate Bandung adalah Yayasan Jantung Indonesia. Hal itu terlihat konsekwen dengan ajakan bahwa hidup sehat bergantung dengan apa yang disantap.

Dalam acara tersebut hadir segenap unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, para Pimpinan OPD, Ketua Yayasan Jantung Pusat beserta jajaran pengurus dan anggotanya di Jabar, Pengurus dan anggota B.K.O.W Jabar, para tokoh masyarakat Jawa Barat.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan merespon baik penggabungan acara penyelenggaraan Pengukuhan Pengurus Yayasan Jantung Indonesia (YJI) dan Pengurus B.K.O.W cabang Jabar, karena kedua organisasi ini fokus pada masalah perempuan sehingga bisa bersinergi dalam melaksanakan program kerjanya. 

Aher, demikian Gubernur Jabar biasa disapa sehari hari, menyambut baik program kerja yang ingin membuat angka kematian akibat penyakit jantung menjadi zero, seperti yang dicanangkan Ketua Yayasan Jantung Indnesia Pusat dalam sambutan sebelumnya. Ia berjanji akan segera instruksikan kepada Dinas Kesehatan Propinsi Jabar untuk ikut masuk menjadi pengurus di YJI Jabar sehingga dapat berperan dalam upaya menekan angka kematian akibat penyakit jantung yang menduduki peringkat kesatu didunia juga di Indonesia.

Aher menjelaskan bahwa Pendidikan dan Kesehatan yang berkolerasi dengan kesejahteraan masyarakat di Jabar sangat tinggi, mencapat hingga 0,98 persen. Sehingga sangat perlu ditanamkan pola hidup sehat dalam masyarakat. Sebagaimana diketahui ada 4 determinasi yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, yaitu :

1. Keturunan , berpengaruh 5 persen
2. Layanan Kesehatan berpengaruh 20 persen
3. Pola Hidup Bersih , berpengaruh 35 persen
4. Lingkungan Sehat berpengaruh 40 persen.

Setelah dipetakan, terbaca bahwa pola hidup bersih dan lingkungan sehat pengaruhnya paling besar hingga mencapai 75 persen. Pemprov. Jabar bertekad untuk menekan hingga ketitik terendah. Tahap awal Aher memberikan ketersediaan air bersih dan jamban keluarga bagi warga pedesaan di Jabar. Khusus kesehatan jantung, Aher dengan serius tapi santai menggambarkan betapa cabai yang rasanya seuhah pedas sangat bagus untuk kesehatan jantung, sebaliknya makanan cepat saji, gorengan, jeroan sebaiknya dihindari karena dapat memicu sakit jantung. Mulailah makan yang menyehatkan dan toyib dan tak lupa mengingatkan betapa rokok sangat berbahaya bagi jantung manusia.

Setelah membahas mengenai kesehatan jantung, Aher menyinggung kesetaraan antara laki laki dan perempuan. Dihadapan hadirin yang mayoritas perempuan Aher yang juga ustadz dengan fasih mengutip ayat Al Qur'an surat An Nisa ayat 124 "Dan barang siapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman, maka mereka akan dimasukkan kedalam surga dan tidak dizalimi sedikitpun". Ini gambaran adanya kesetaraan dalam Islam antara laki-laki dengan perempuan, tentunya yang proporsional sesuai fitrah dan batas kepatutan, beda dengan emansi yang diperjuangkan kaum perempuan di Barat. 

Dalam kesempatan itu Aher membilang fakta bahwa pemerintah khususnya pemprov Jabar banyak fasilitas masyarakat yamg dibangun dengan mempertimbangkan kebutuhan perempuan. Mulai mengupayakan fasilitas jalan mulus akses menuju Puskesmas / Rumah Sakit dengan pertimbangan untuk memproteksi ibu hamil. Pembuatan tangga trotoar yang landai dan penyediaan pojok ASI dikantor kantor dengan dipelopor oleh kantor pemprov Jabar. Secara bertahap terus diupayakan fasilitas toilet ditempat umum disediakan lebih banyak untuk perempuan dari laki laki.

Mengakhiri sambutannya Aher mengingatkan bahwa problem perempuan terutama dipedesaan adalah tingginya angka putus sekolah dan pendidikan yang rendah. Diharapkan B.K.O.W yang punya program kepedulian kepada anak dan perempuan, mampu mengubah mindset yang tertanam dalam masyarakat bahwa pendidikan tak penting bagi anak perempuan. Sebab kedepan akan makin banyak dibangun lembaga yang menampung tenaga ahli perempuan, sehingga makin terwujud kesetaraan. Tak lupa Aher menitipkan pesan agar B.K.O.W. gencar mengkampanyekan keunggulan ASI dibanding makanan apapun tak terkecuali susu sapi yang konon kata iklan kandungan gizi dan vitaminnya tinggi. (Frieda Kustantina)


Posting Komentar

0 Komentar