Masa Mudamu Menentukkan Masa Tuamu


sumber google

Waktu tak akan pernah kembali begitupun dengan usia. Memag banyak hal yang tak maksimal kita lakukan, bukan berarti kita berhenti dan meratapi hasil yang ada. Jikau kau berada pada usia mudamu, bukankah seharusnya kau bahagia? Karena masa itu tak akan pernah kembali maka mengukir sejarah nan gemilang pun itu adalah suatu hadiah yangbisa kau rasakan dimasa tua nanti.
Bukankah diri ini malu saat banyak orang yang sudah sepuh masih saja tetap produktif dan merasa terganggu jika mereka tak melakukan kegiatan apapun.Bahkan banyak manula yang akhirnya menjadi pekerja sosial karena tak kuasa untuk berdiam diri di rumah. Ternyata jika lihat masa mudanya, dia begitu aktif dan produktif. Maka dari itu hingga dia menunggu akhir usia nya, dia ingin tetap sibuk dan bekerja.
Tapi bagaimana dengan dirimu?
Saat tugas sekolah menumpuk atau bahkan project dalam dunia kerja mencapai akhir deadline, diri ini selalu melewati masa gemilang, justru siapa kita sebenarnya akan terlihat saat di masa-masa kritis bukan?
karena jika dia berada pada masa tenang, orang masih bisa membuat 2 hingga 5 wajah dalam hidupnya, namun dalam masa kritis hanya pribagi sebenarnya lah yang akan memutuskan apa yang akan dia lakukan.
Kini negeri kita, sudah kehilangan pemuda yang penuh passion dan fun life. Kini banyak pemuda yang khawatir dengan masa depannya dan melupakan mimpinya. Bahkan pada akhirnya dia hanya akan menjadi orang biasa-biasa saja. Itu sungguh disayangkan jika kita hanya mengejar nilai secara akademik saja.
Muda itu sekali, dan hidup ini sekali.
Bukan lingkungan yang membuat kita seperti ini.
Namun keputusan kitalah yang akan menunjukkan siapa kita nanti.
Izinkan penulis mengutip suatu hadist sebagai muhasabah diri.

"Seorang anak Adam sebelum menggerakkan kakinya pada hari kiamat akan ditanya tentang lima perkara:
(1) Tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya;
(2) Tentang masa mudanya, apa yang telah dilakukannya;
(3) Tentang hartanya, dari sumber mana dia peroleh dan
(4) dalam hal apa dia membelanjakannya;
(5) dan tentang ilmunya, mana yang dia amalkan." (HR. Ahmad)

(Ipah)

Posting Komentar

0 Komentar