Malu Dapat Menyelamatkanmu

ilustrasi: dakwatuna


Seringkali kita lihat banyak orang yang mempunyai sifat pemalu, dan biasanya kita gemas dengan sikap mereka. Bahkan jika kita berada pada satu team dengan mereka, untuk membuat mereka bergerak bahkan aktif dalam suatu forum sulitnya tidak dapat diungkapkan dengan kata. 
Namun itu bukanlah sifat malu nya orang yang beriman. 

Malu yang dimaksud adalah saat kita tidak malu tidak melakukan perintah Allah SWT, namun kita begitu bangga melakukan maksiat bahkan melakukan dosa-dosa kecil di dunia milik Allah SWT ini. Padahala di dunia ini kita menumpang dan Allah mengizinkan kita tinggal dan mebgambi segala kebutuhan hidup kita atas sumber daya yang ada.
Bayangkan saja jika kita tingga di rumah seseorang dan kita tidak mematuhi aturan tuan rumah, pasti kita sudah diusirnya. Kita seharusnya sadar betap Allah Maha Pengasih dan Penyayang, bsa jadi setiap hari nya kita banyak melakukan dosa baik yang kita sadari atau tidak. Namun Allah begitu baik untuk memberikkan kita kesempatan setiap hari nya untuk memperbaiki diri.
Padahal kita diberikal akal untuk berfikir, bahwa aturan Allah SWT telah tertulis dalam Al-Qur'an bahkan konsekuensi nya pun telah Dia firman kan.
Maka dari itu, betapa sifat malu ini dibutuhkan karea, itulah benteng terakhir seseorang untuk tidak melakukan dosa dan benteng terakhir seseorang untuk bertaubat.

"Malu itu tidak datang kecuali dengan membawa kebaikan."
- (Shahih Muslim No.53)

Jika diri ini masih mempunyai sifat malu, maka kita sudah selamat, karena jika kita hanya mengandalkan zaman serta mengikuti zaman tanpa ada aturan yang membatasi. Maka apa beda nya kita dengan binatang?
Binatang tidak mempunyai malu, bahkan akal. Namun kita adalah manusia kita diberi akal dan kita pun mempunyai dasar sifat malu terhadap dosa, namun karena bisikkan syetan lebih kuat tanpa kita seimbangi dengan ibadah pada Allah SWT maka akhirnya tanpa disadari, rasa malu ini terkikis perlahan-lahan. Benteng terakhir iman akhirnya lambat laun terkikis.
Banyak orang yang menjual imannya, demi dunia dan seisinya, padahal hati nya tahu itu salah, namun kecintaan terhadap dunia telah membutakannya, bahkan demi harta banyak sesama muslim akhirnya menghancurkan muslim lainnya, bahkan membuat kerusuhan dalam agama nya sendiri hanya demi harta.
Lalu dimanakah sifat malumu?
Jangan mengatakan kau beriman, jika sifat malumu sudah terkikis.
Karena suri tauladan kita, Rasulullah SAW saja, sifat malu nya melebihi seorang gadis. Namun saat harus membela Islam dan menegakkannya di muka bumi, beliau berdiri di garda terdepan.


"Sesungguhnya sebahagian ajaran yang masih dikenal umat manusia dari perkataan para nabi terdahulu adalah: 'Bila kamu tidak malu, berbuatlah sesukamu."
- (HR Bukhari)

(Ipah)

Posting Komentar

0 Komentar