Umar dan Uskup Yerusalem

gereje sculpture dan masjid umar
      
Setelah mengalahkan pasukan Romawi dalam pertempuran hebat di Ajnadain, Panglima Amru bin Ash pun mengepung Baitul Maqdis (Yerusalem). Di saat itulah Amirul Mukminin Umar bin Khattab datang dengan membawa bala bantuan. Mengetahui kedatangan Umar, panglima Romawi, Atrabon, menarik pasukannya dari Baitul Maqdis dan mundur ke Mesir. Lalu terjadilah sebuah perjanjian yang menunjukkan betapa agung dan baik hatinya orang muslim itu. Perjanjian ini dibuat antara Umar bin Khttab dengan pihak gereja di Yerusalem yang antara lain isinya adalah, 
“Bismillahirrahmanirrahim. Inilah jaminan yang telah diberikan oleh hamba Allah Umar Amirul Mukminin kepada orang Nasrani: Jaminan keselamatan untuk jiwa dan harta mereka, untuk gereja-gereja dan salib-salib mereka, bagi yang sakit dan yang sehat dan juga bagi kelompok agama yang lain …”
Perjanjian yang sangat menunjukkan kemurahan hati itu diterima oleh Uskup Yerusalem, Severinus, dengan gembira. Betapa tidak gembira, sebab kaum Nasrani dijamin jiwa, harta dan agamanya. Tak ada kewajiban apapun selain membayar jizyah(pajak) sebagai jaminan keselamatan yang diberikan Kaum Muslimin. Hal ini berbeda sekali dengan kebijakan Heraklius yang memaksakan agar penduduknya mengikuti agama resmi negara. Siapapun yang menolak akan dipotong hidung dan telinganya serta rumahnya harus dirobohkan.
Setelah itu Khalifah Umar bin Khattab memasuki Baitul Maqdis dan disambut meriah Uskup Agung Severinus dan para pembesar kota. Mereka melihat Umar sangat ramah, jujur, adil dan cinta pada kebenaran. Ketika ditawarkan untuk shalat di Gereja Anastasis, yang dipercaya Kaum Nasrani menjadi tempat kenaikan Yesus di langit, Umar menolak. Sebab ia khawatir nanti Kaum Muslimin akan menjadikan tempat itu sebagai masjid dan mengusir orang Nasrani di sana. Ini sebuah peristiwa yang menunjukkan pada dunia bahwa Islam adalah agama yang cinta damai dan paling penuh kasih sayang.

Posting Komentar

0 Komentar