Ibu : Sang Maestro Peradaban

sumber google

Matahari terbit menyapa dengan hangat
Suara Adzan Shubuh berkumandang indah
Terlelap diri ini dalam dunia mimpi yang fana
Namun ada sosok yang tak pernah berhenti menyapa
Membangunkanku untuk menghadap Sang Pencipta
Menemaniku untuk menjalankan pagi penuh ceria
Sosok yang selalu menjadi orang pertama
Pertama menjadi tempat bersandar anggota keluarga
Yang memberikan kasih sayang tanpa jasa

Manusia yang tak pernah mengatakan lelah dalam hidupnya
Keluh kesah bukanlah kebiasaan nya
Mendidik adalah tujuannya
Ait mata nya adalah refleksi hidupnya
Fisik yang terbatas tak mengahalangi produktif hidupnya
Namun ku tahu, kau tetaplah manusia biasa

Ada saat nya kau ingin menangis
Ada saat nya kau ingin menikmati indah nya dunia
Ada saat nya kau ingin memperhatikan diri
Namun kau buang itu semua
Bukan karena kau tak mau
Bukan karena kau tak bisa

Karena kini sumber kebahagiaanmu lebih besar
Lebih besar dibandingkan membuat dirimu bahagia
Kau adalah orang pertama yang menyambut ku di pagi hari
Kau juga lah orang yang terakhir terlelap dalam indahnya tidur malam

Semoga ini bukanlah wacana belaka
Atau pun hanya rencana yang tertulis oleh pena
Ku hitung ini sebagai doa
Dan ku realisasikan lewat ikhtiar

Kau tak sendiri, aku selalu bersama di sampingmu
Saling menguatkan dalam badai ujian
Saling mengingatkan dalam kebaikan
Dan ku lantunkan doa di setiap akhir shalatku

Ibu, tak dapat ku lukiskan seberapa bahagia nya diriku
Ibu, tak dapat ku balas semua kasih sayang mu yang tak terbats
Ibu, izinkan aku untuk membalsmu dengan amal jariyah
Ku harap dengan amal itu merupakan salah satu bentuk balasanku
Hingga kita bisa bertemu bersama di Jannah Nya
Dan akhirnya aku dan kau bahagia kekal dengan penuh ridho Nya

(Ipah)

Posting Komentar

0 Komentar