Arti Sebuah Kebebasan

Waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB kala saya dan teman-teman menunggu didepan pintu yang sangat asing bagi saya, pintu penjara. Ya... kali ini saya dan teman-teman mengadakan program kunjungan ke sebuah Lembaga Pemasyarakatan.

Orang yang kami tuju sudah ditetapkan, saya belum pernah mengenalnya dengan baik walau pernah mendengar namanya saja. Tapi setelah kunjungan tersebut, saya merasa sangat dekat dengannya bahkan perasaan saya maupun teman-teman seperti bertemu dengan keluarga sendiri.

Adalah seorang yang bisa dikatakan cukup disegani saat masih menjadi "orang bebas" bahkan sekarang sipir penjara pun mafhum kenapa beliau disegani karena merekapun merasa demikian. Tanpa canggung dan ragu kami menyebutnya sebagai "Ustadz" atau dalam bahasa Indonesianya "Guru". Alasannya, pertama maksud kunjungan kami selama ini adalah mencari ilmu walau itu dipenjara sekalipun dan kedua beliau memang pantas disebut dengan Ustadz.

Setelah kami masuk dengan menitipkan KTP kepada penjaga, kami diarahkan keruang tunggu. walaupun tidak bisa disebut ruang tunggu pada umumnya karena ini tempatnya sedikit terbuka. Cukup lama memang menunggu giliran kami, karena sang Ustadz sedang menerima tamu dari suatu daerah di luar kota. Ketika rombongan tamu tersebut mulai beranjak dari tempatnya, saya mengira inilah giliran kami. Sang Ustadzpun menghampiri kami seraya merangkul satu persatu, sambil menunggu pula saya kaget karena tangan saya dipegang sang Ustadz seakan kamilah tamu istimewa yang beliau tunggu dan rindukan.

Sebenarnya pertemuan kami tidaklah lama, namun membekas dalam ingatan apa dan bagaimana karakter orang yang sedang kami hadapi ini. Sang Ustadz sudah mulai menyibukkan kami dengan renungan yang sangat dalam, tentang arti sebuah kebebasan. Beliau dalam penjara walaupun dalam sidang pengadilan lebih tinggi mendapat hukuman yang lebih berat, hanya senyum yang ada dibenaknya. Apa arti penambahan dua tahun hukuman itu? itu kan sebentar... pernyataan yang sangat mengherankan saya. Kalau dengan penjara dapat meningkatkan taqwa kita dan menjauhkan dari kelalaian apakah itu bukan suatu berkah tersendiri, lanjut beliau. Didalam penjara banyak orang menemui kebebasannya dalam menambah keimanan kepada Allah swt, bisa jadi orang-orang yang diluar penjara malah terlena dengan kebebasannya sendiri. Artinya orang yang bebas dari jeruji besi malah mereka terbelenggu oleh nafsu dunia, apalah arti sebuah kebebasan itu bila kita hanya bebas dalam semu.

Mengalir panjang lebar wejangan-wejangan beliau kepada kami, bukannya kami yang ingin menghibur malah beliau memberi "hiburan akhirat" kepada kami... Terimakasih Ustadz, semoga perjuangan engkau tetap istiqomah dan tiada mengenal henti, walaupun itu ditempat yang paling tidak dipilih oleh orang lain.

Teringat doa Nabi Yusuf as saat difitnah:
"Ya ALLAH.. Lebih baik aku hidup di penjara selamanya daripada hidup di luar bersama dengan orang2 pendusta..!"

Posting Komentar

0 Komentar