Siti Hajar; Sosok Pemilik Keyakinan yang Paripurna

http://www.pksbandungkota.com/2014/10/srikandi-pks-di-dpr-ri.html

    Kembali takbir menggema bersautan diseantero dunia. Umat muslim diseluruh dunia serempak mengagungkan AsmaNya. Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu Akbar walillahilham. Tak ketinggalan di masjid terdekat berpuluh anak bertakbir paling bersemangat, tak terkecuali bapak-bapak dan sebagian ibu-ibu mengumandangkan takbir penuh hikmat. Suasana masjid yang sejuk dan nyaman dengan temaram lampu sangat menunjang penghuni di dalamnya yang sedang rindu dendam pada Penguasa Semesta Alam.

    Sejenak tengok kanan kiri, lalu pelan kuusap pipi. Campur aduk yang ada didalam hati. Sesaat ingatan melayang pada sosok yang kini sudah mendahului, karena tak lagi bisa menemani di masjid saat-saat seperti ini. Lalu lintasan ingatan pada sosok perempuan yang kini kisahnya ditapak tilasi oleh berjuta muslim yang berkumpul di tanah suci.  Betapa tak ikut nelangsa, ketika membayangkan perjuangannya agar sang anak tetap bertahan nyawanya ditengah padang pasir yang sepi hanya berdua saja.  Itulah Siti Hajar, perempuan perkasa yang sangat yakin akan pertolongan Rabbnya. Tentu hasil dari celupan sang suami, Ibrahim yang menghujamkan tauhid dalam membina rumah tangga.

    Perempuan itu bernama Hajar. Dialah contoh istri yang teramat sabar. Ketika diuji ditinggal di tengah padang pasir nan gersang oleh suaminya,  tak sedikitpun gusar. Meski tak ada tersedia makanan dan bayi di pangkuan sangat haus dan lapar, keyakinan akan pertolongan Allah tidaklah pudar. Tergambar saat Siti Hajar ditanya malaikat Jibril yang sengaja Allah hantar sebagai satu satunya teman di padang pasir yang amat luas dan buas. Awal pertanyaan Jibril diawal jumpa "Siapakah engkau sebenarnya" lalu dijawabnya "Aku adalah hamba sahaya Ibrahim" Jibril  yang heran dengan keberaniannya ditempat yang tandus dan amat panas, meneruskan pertanyaan "Kepada siapa engkau dititipkan disini?".  Siti Hajarmenjawab seperti yang diajarkan Ibrahim  "Hanya kepada Allah". Lalu malaikat Jibril menuturkan "Jika demikian engkau telah dititipkan pada Dzat Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih. Yang akan melindungimu, mencukupkan keperluan hidupmu dan tak akan menyia-nyiakan kepercayaan ayah putramu kepadaNya". Setelah dialog mereka berakhir,  Malaikat Jibril mengajak ke suatu tempat, lalu berhentilah sesaat dan dia menghentakkan kakinya kuat-kuat. Seketika itu dengan izin Allah keluarlah air yang sangat jernih dari bawah telapak kakinya. Mata air yang tak akan pernah habis ini terkenal dengan sebutan 'Injakan Jibril' dan airnya dinamakan air zam zam.

    Sementara kisah lain menuturkan berbeda versinya. Ketika Siti Hajar sangat iba menyaksikan sang buah hati kehausan amat sangat. Dengan mengerahkan sepenuh tenaga dia menuju Shafa ke Marwah lalu ke Shafa lagi, terus hingga 7 kali kali bolak balik tetapi tanpa hasil. Siti Hajar dalam  keadaan tak berdaya dan hampir putus asa kecuali dari rahmat dan pertolonganNya,  terlebih ketika mendengar Ismail menangis makin menjadi-jadi. Meronta- ronta terus kaki mungilnya dihentak-hentakkan ketanah, membuat iba siapapun yang mendengar kisahnya.  Disaat kritis itulah keajaiban terjadi, dengan izinNya air memancar di tempat dimana tanah yang dihentak kaki bayi Ismail berkali kali.

    Kisah yang sama dalam versi yang berbeda, itu tak penting. Yang perlu digarisbawahi ibrah (pelajaran) atas keyakinan yang bulat akan pertolongan Allah dari seorang manusia yang sesungguhnya papa. Dan perlu diingat, bagi Allah tak ada kamus mustahil, jika Dia sudah katakan 'Kun' maka 'jadilah'.

    Berprasangka baik, itu kuncinya. Jika usaha sudah paripurna dan diiringi doa yang tak pernah jeda, insya Allah 'yang terbaik'  bakal dipetiknya. Bukan begitu pembaca? (Frieda)