Tak Lagi Menjabat, Hati Mesti Tetap Dekat

Budi Haryana, Tak Lagi Menjabat, Hati Mesti Tetap Dekat


Anggota DPRD PKS Budi Haryana
Budi Haryana

Jabatan adalah hal yang terkadang dapat merubah hidup seseorang. Entah berubah ke arah yang lebih baik atau berubah ke arah yang lebih buruk. Terkadang jabatan lah yang menjadi latar belakang seseorang melakukan sesuatu. Meski pun dia menyukai nya atau tidak. Seorang dosen wali harus mengajari anak didiknya tentang suatu hal, terlepas dia suka atau tidak dengan isi curhat anak didiknya, namun karena jabatannya sebagai dosen wali, dia harus melaksanakannya.

Saat banyak anggota parlemen yang menduduki kursi wakil rakyat, begitu juga hal yang wajar jika ada rakyat yang meminta untuk dibantu dan ditolong, karena para pejabat itu memiliki tanggung jawab pada rakyat yang telah memberikan kepercayaan kepadanya.

Lalu bagaimana jika masa jabatan sebagai wakil rakyat ini sudah habis, masihkah mereka harus peduli pada rakyat? Atau membiarkan rakyat dibantu oleh parlemen yang baru?
Di sinilah nurani ikut campur, di sinilah kuat atau lemahnya iman kita diuji.
Teringat kisah salah seorang Anggota DPRD Kota Bandung dari Fraksi PKS, Budi Haryana. Beliau baru saja mengakhiri masa tugasnya sebagai wakil rakyat periode 2009-2014. Tapi ada satu hal yang patut kita teladani dari kisah ini,


-===================

Beberapa bulan lalu seorang Bapak menelpon, menyampaikan bahwa anaknya yang masih duduk di bangku SMA tiba-tiba sakit mendadak. Karena panik, ia bawa langsung anaknya ke RSHS.

Kendala bagi masyarakat kecil adalah ketidaktahuan masalah peraturan, bahkan ketika BPJS sudah diberlakukan. Kesalahpahaman juga menimpa para pelaksana di rumah sakit, petugas Rumah Sakit tetap meminta rujukan dari Puskesmas, sedangkan Puskesmas tetap tidak memberi, karena pasien tidak diperiksa di Puskesmas terlebih dahulu. Seharusnya mengikuti urutan prosedur : Rujukan dari dokter atau Puskesmas dahulu baru ke RS.

Aleg PKS ini pun coba membantu proses Bapak ini. "Alhamdulillah lancar, akhirnya pasien bisa dirawat di RSHS tanpa keluar biaya." sambungnya.

Masih ada lagi kisahnya Aleg satu ini, di akhir Agustus lalu.

===================
Rabu sore ketika mengecek Handphone, ada SMS "Pak, istri Pak Yanto nu di Nagrog ngantunkeun". Pak Yanto ini salah seorang simpatisan PKS di Ujung Berung

Esok pagi ia pun bergegas menuju Ujung Berung untuk bertakziah. Pukul tujuh pagi, dengan menaiki sepeda Budi pun meluncur menuju Nagrog.

Ketika ditanya alasan mengapa melakukan semua itu, Budi menuturkan,
"Jadi anggota dewan atau sudah tidak lagi, tugas advokasi dan silaturahim di masyarakat tetap harus berjalan. Tidak menduduki jabatan formal sekalipun tugas sebagai Politisi tidak boleh berhenti. Teringat  sebuah ucapan  'Nahnu Du'at qobla kulli syaiiin' -kita adalah Da'i sebelum yang lainnya."

Begitulah kita, sebagai umat muslim, sebelum kita menjadi apapun di dunia ini, kita dilahirkan sebagai seorang da’i. Meskipun tidak memiliki jabatan penting di pemerintahan, meskipun masa bakti pada negara secara administratif telah usai, tetapi pengabdian pada ummat tidak akan pernah berhenti. Karena kebaikan itu tidak perlu menunggu kita menjadi seseorang. Karena kebaikan itu cukup dilakukan dengan niat yang tulus dan bertujuan membahagiakan bagi banyak khalayak umum, bukan sekedar manusia tetapi juga bagi kebaikan alam semesta. (Ipah)