Gadget mengantar Operasi Pasar Elpiji 3 kg



    Akhirnya operasi pasar terhadap Gas Elpiji dilakukan oleh Pemerintah Daerah kota Bandung pada tanggal 26 September 2014. Ini tak lain berkat peran aktif Ahmad selaku warga Bandung yang resah mengamati harga gas elpiji 3 kg di Bandung makin hari makin melambung. Harga normal sebelum ada lonjakan Rp.18.000,- setelah kelangkaan stock melambung hingga Rp.23.000 bahkan Rp.27.000,- per tabung.

Padahal menurut Wakil Presiden Komunikasi Korporat yang dikutip vivanews.com mengatakan hingga saat ini pemerintah melalui Pertamina belum menaikkan harga jual elpiji 3 kg. Pertamina masih mematok Rp.4.250 per kg atau Rp.12.750 per tabung. Hanya saja ongkos angkut dari SPBE ke konsumen ditetapkan oleh Pemda dengan menetapkan harga eceran tertinggi didaerah masing masing. " Inilah yang mengakibatkan adanya tambahan harga, karena pembebanan ongkos angkut".
 
Hal yang tak biasa, jika cukup dengan telepon dan BBM , pejabat publik dan wakil rakyat segera menindak lanjuti keluhan warganya. Seperti dituturkan Ahmad kepada PKS Bandung. Diceritakan bagaimana Haru Suandaru selaku Wakil Rakyat di DPR kota Bandung dari Partai Keadilan Sejahtera ketika dihubungi lewat telepon seluler langsung merespon dan berjanji secepatnya akan mencoba menghubungi Diskomindag kota Bandung. Manuver Ahmad dilanjut dengan mengirim BBM kepada orang kepercayaan Mang Oded mengeluhkan harga gas elpiji 3 kg yang kian melambung.Ahmad meminta untuk disampaikan keluhannya kepada Mang Oded.

    Semoga dengan diadakannya operasi pasar, diharapkan bisa diurai penyebab kelangkaan yang mengakibatkan melambungnya harga gas elpiji 3 kg tersebut. Semoga pula contoh Walikota Bandung, Kang Emil yang selalu merespon keluhan yang disampaikan warganya lewat twitter juga kedua contoh diatas dari Haru Suandaru dan Mang Oded, dapat diikuti Para anggota dewan dan pelayan masyarakat lainnya. (Frieda)