![]() |
Alun-alun Ujung Berung |
Pada awal pembentukan Jalan Raya Pos (1811) pada masa kolonial Gubernur Daendels, Ujung Berung Merupakan wilayah yang sangat luas. Ujung Berung terbagi dua, sebelah selatan dan utara jalan pos di sebut Oedjoengbroeng Kaler dan Oedjoengbroeng Kidoel. Pusat pemerintahannya bernama "Oedjiengbroeng" yang terletak di sekitar Cipaganti Hilir. Batas Timur adalah sungai Cibeusi yang berbatasan dengan kabupaten Parakan Muncang. Batas di utara berupa rangkaian pengunungan, mulai gunung Manglayang hingga gunung Tangkuban Perahu, sedangkan di selatan berbatasan dengan ibu kota Bandung lama, Krapyak atau Dayeuh kolot dan sepanjang aliran sungai Citarum. Wilayah Ujung Berung tempo dulu hingga kini kita mengenal nama-nama daerah yang berhubungan dengan air (Cai atau Ci) seperti Cicadas, Cicaheum, Cikadut, Cicukang, Cinambo, Cibiru, Cipadung, Cileunyi. Ciri lainnya nama-nama daerah berhubungan dengan rawa (ranca) seperti Rancabolang, Rancakasumba, Rancaekek, dan Rancanumpang. Sebelah utara jalan pos nama-nama wilayah Ujung Berung menggunakan nama pasir (bukit) seperti Pasirjati, Pasirkunci, Pasirtengah, dan Pasirangin. Khusus daerah yang berada diantara dua bukit disebut legok (cekungan) seperti Legokhayam, Legoknyenang, dan Legokbadak. Namun ada daerah utara jalan pos yang menggunakan nama Ci yang dulunya kemungkinan sumber mata air atau dilalui aliran sungai seperti : Cigending, Ciseupan, Cijambe, Cipanjalu, Cigagak. Jadi Cikal bakal kehidupan masyarakat Kota dan Kabupaten bandung salah satunya adalah Ujung Berung.
Bersambung...
Sumber : Ujung Berung Serambi Timur Bandung, Anto S. Widjaya
1 Komentar
Akan lebih informatip sekirabya dilengkapi dg gambar2 tempo dulu. Ditunggu sambungannya
BalasHapus