Sudahkah Kita Mencintai Ayah?

Ilustrasi gambar : supersaiaz.wordpress.com


Usia muda adalah usia yang membahagiakan. Banyak hal yang kita lalui, banyak hal yang kita rasakan. Eksperimental terhadap diri pun membara begitu dahsyatnya. Dan “coba-coba” adalah kata kerja umum yang dialami remaja saat  ini. Ada keinginan hati untuk selalu membahagiakan orang tua, namun sayang, diri ini tak hebat dalam mengekspresikan rasa cinta dan syukur pada mereka.


Sering kali kita berfikir bahwa membahagiakan orang tua hanya lewat hal duniawi saja, sebut saja dengan nilai kita di sekolah. Kita berfikir bahwa itu sudah cukup membahagiakan mereka. Bukan, bukan nilai yang mereka inginkan, bukan berapa banyak uang yang dapat kita berikan pada kedua orang tua kita. Tapi mereka ingin anak-anak nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah. 


Karena harta banyak bukanlah jaminan kebahagaiaan. Sering kita temui banyak anak pintar tapi akhlak mereka 0 %. Contoh mudahnya, mari kita lihat berapa banyak kini anak-anak yang mengirim orangtua mereka ke panti jompo disaat masa tua mereka? Berapa banyak anak yang sekarang tanpa sadar memperlakukan orangtua nya seperti buruh kerja?


Tentu bukan hal yang salah menjadi orang yang pintar, tetapi jika tidak dibarengi dengan akhlak mulia, bisa jadi ilmu yang kita punya hanya membawa kita pada malapetaka.


Mari kita renungkan bersama kawan-kawan!


Jika mendengar kata Ibu, maka diri ini teringat dengan kata-kata orang bijak bahwa :

“Surga berada di telapak kaki Ibu”


Maka tak jarang kita akan lebih memprioritaskan Ibu daripada Ayah. Mengapa? Karena janji Allah SWT pada anak yang berbakti pada Ibu sungguhlah jelas yaitu Surga. Selain itu, kita pun sering mendengar nasehat Rasulullah SAW


Dari Abu Hurairah bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang lebih berhak kubaktikan dengan baik?” Rasul menjawab, “Ibumu”, jawab Rasul, “Lalu siapa lagi?”, “Ibumu”, jawab Rasul. “Kemudian siapa?” Rasul menjawab, “Ibumu,” Ia kembali bertanya, “Lantas siapa lagi?” Rasul menjawab, “Ayahmu”
(HR Bukhari-Muslim)


Kemuliaan seorang Ibu tidak lantas membuat kita boleh lupa untuk berbakti pada Ayah karena Allah SWT tidak hanya menyuruh untuk berbakti pada Ibu saja tetapi kita harus berbakti pada keduanya. 


“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” 

(QS. Al Isro’: 23)



“Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” 

(QS. An Nisa: 36)


Banyak cara untuk membahagiakan Ayah kita, lewat hal yang sederhana, lewat akhlak mulia, maka kita sudah selangkah lebih maju untuk menjadi anak yang berbakti karena ingatlah selalu bahwa yang menolong orangtua kita nanti bukanlah seberapa banyak harta dan ilmu yang kita kumpulkan tapi seberapa baik-kah akhlak kita pada mereka karena potensi akhlak yang mulia akan membuahkan pribadi yang sholeh dan sholehah


Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”.

(HR. Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi,Nasa’i dan Ahmad)


Yuk mulai dari sekarang, mulai dari hari ini, kita mulai memperbaiki akhlak pada kedua orangtua kita, mulai lah dengan memaafkan segala kesalahan mereka dan membuka hati untuk mulai menyayangi keduanya agar selamat dunia dan akhirat. 


Dan kita pun membantu meringankan tugas Ayah kita, karena sebagai kepala keluarga, sebagai imam keluarga, Allah SWT memberikan tugas yang tak mudah bagi seorang Ayah, jika dia hanya berjuang seorang diri.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

(QS. Al-Tahrim: 6)


Kalau suatu saat kita terlupa untuk berbakti, bolehlah kita mengingat sebuah lirik lagu yang pernah disenandungkan oleh ADA Band dan Gita Gutawa yang bunyinya :


Tuhan tolonglah sampaikan,  sejuta sayangku untuknya

Ku terus berjanji, tak kan khianati pintanya

Ayah dengarlah, betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu

Wallahu ‘alam bissawab
By Ipah Umu Abiba

Posting Komentar

0 Komentar