Kecewanya Masyarakat kepada Caleg PKS


Pak, mana atuh artosna, begitu yang dikatakan  oleh kebanyakan warga masyarakat kalau bertemu dengan Calon Legislatif. Pernah ada seorang Caleg dari satu partai membagikan amplop, pas dibuka gak ada uangnya, hanya brosur dan sticker,"Jadol teh, sugan teh aya duitan, nipu tah caleg teh",. kata mereka yang mendapat amplop.
Memang begitulah kenyataan di masyarakat. Sistem pemilu dan belum dewasanya bangsa ini dalam pesta demokrasi, menyebabkan masyarakat dulu dan sampai sekarang masih bersikap pragmatis.
Tak terkecuali kisah Caleg PKS teman saya ini. Dalam setiap pertemuan warga, selalu ada yang meminta uang. Dialognya seperti ini :
Pak mana artosna ? 
Teu aya atuh ibu, abdi mah moal ngabagi artos,..
Huuuh, kompak mereka menyatakan KEKECEWAANNYA PADA CALEG PKS ini. 
Heug atuh ari kitu mah, sok ku abdi ibu jeung bapa bakal dibagi artos, mung engke lamun abdi kapilih, abdi bakal hare-hare ka ibu, ibu jeung bapa lamun lapar, ka rumah sakit, nebus sttb, ku abdi moal diperjuangkeun, pan atos dipasihan artos ku abdi. Suara Ibu jeung bapa teh ku abdi tos dipeser nya/...
sunyi senyap tak ada suara,... masing-masing mulai sadar..
Nah, selama ini, suara ibu sudah dibeli oleh partai atau caleg yang suka ngasih uang. Jadi wajar aja mereka melupakan ibu dan bapak selama lima tahun,.. Dia ngasih 50 rb, tapi dia ngambil uang ibu 5 miliar,.. ibu mau seperti itu?...
Nah kalau tidak mau,nih kartu komitmen saya, saya akan memperjuangkan dan mendampingi masyarakat selama 5 tahun ke depan, catat nomor saya, dan jangan lupa, 5 menit di bilik suara menentukan nasib ibu selama lima tahun,... Siap bu? siaaaap,... 
Pendidikan politik itu sederhana,... (manghadi)

Posting Komentar

1 Komentar