Naik Angkot ke Kantor, Walikota Depok Bayar Rp20 Ribu




DEPOK (Pos Kota) – Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail, memberikan contoh kepada seluruh pegawai negeri di wilayahnya. Upaya menggerakkan Program One Day No Car (sehari tanpa mobil dinas), Walikota ini naik angkot ke kantornya.

Ia berangkat dari rumah pribadinya, di Perum Griya Tugu Ibu, Blok A4/9, Jalan Raya RTM (Rumah Tahanan Militer) Tugu, Cimanggis, Depok, sekitar pukul 07:30 Wib.

Sebagaimana lazimnya, Nur Mahmudi Ismail pamitan dengan istrinya, Nur Azizah Thamjid, sambil membawakan tas kerja Nur Mahmudi. Setelah itu dia jalan kaki ke luar kompeleks perumahan sekitar 200 meter menuju pangkalan ojek. Lalu naik ojek ke tempat lintasan angkutan kota (angkot). Dia bayar ongkos ojek sebesar Rp10 ribu dengan jarak sekitar 2 Km. Setelah itu menunggu dan naik angkot menuju kantornya, balaikota Depok di Jalan Margonda Raya.

Sebelum naik ojek, Walikota sempat berbincang-bincang dengan sejumlah abang tukang ojek yang sedang kumpul di pangkalan ojek depan perumahannya yang terletak di pinggir Jalan RTM. Didampingi ajudan, orang nomor satu Depok itu kembali menaiki angkutan umum Mikrolet merah 112 jurusan Kp. Rambutan – Terminal Depok di perempatan lampu merah Jalan Akses UI, depan Universitas Gunadarma, Cimanggis.

Walaupun banyak yang memperhatikannya di sepanjang jalan. Seakan Nur Mahmudi sangat menikmati perjalanannya dengan angkutan umum ini. Ia duduk di bagian belakang bersama sejumpah penumpang lain. Sekali-sekali walikota ini menebar senyum kepada pengendara atau penumpang lainnya.

Tiba di tempat tujuan, Nur Mahmudi Ismail, turun dan membayar ongkos seperti penumpang lainnya. Dia mengeluarkan uang dua puluh ribu dan diterima sopir Angkot bernama Andi. Orang nomor satu ini tidak minta uang kembalian, padahal tarif resmi angkot hanya Rp2.500/orang.

Nur Mahmudi, begitu memberikan lembaran uang 20 ribu, langsung mengucapkan terima kasih kepada sopir angkot ini.

Andi mengaku sudah tahu bahwa satu di antara penumpangnya adalah orang nomor satu di Depok. Ia tidak pernah membayangkan sama sekali akan membawa penumpang seorang pejabat. “Saya berharap pegawai yang lain juga naik angkot supaya pendapatan makin banyak,” ucap Andi, yang sudah tahunan jadi sopir angkot ini.

Walikota Depok ini kembali menegaskan, banyak moda transportasi yang dapat digunakan untuk berangkat ke kantor. Tidak hanya mobil pribadi atau mobil dinas, tapi ada angkutan alternatif lain menuju ke kantor. Antara lain bisa ditempuh dengan jalan kaki, naik ojek, atau angkot maupun kereta api.

“Ini salah satu program dalam rangka gerakan Nasional Penghematan energy BBM. Untuk itu mari secara bersama-sama menggunakan moda transportasi lain untuk menunjang hal tersebut yang telah dibuat oleh Pemerintah Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhyono,”paparnya Nur mahmudi Ismail, Selasa (19/6).

Dia berharap program One Day No Car (ODNC) atau sehari tanpa mobil dinas ini, yang diberlakukan setiap hari Selasa, hendaknya dapat membangkitkan ekonomi lokal. “Jika kita naik angkutan umum, otomatis pendapatan baik dari tukang ojek, kereta api, dll. Bisa bertambah, jika gerakan ini diikuti sekitar 8000 pegawai negeri seluruh Depok berapa sumbangsih yang dapat diterima untuk ekonomi local,” katanya.

Untuk hari ini, Nur Mahmudi akan menggunakan angkutan umum menuju Rakor di Kecamatan Sawangan, dengan naik angkot 03 Terminal Depok – Sawangan. Lalu kembali lagi ke balaikota sampai pulang ke rumah sore hari. “Untuk Selasa ini, saya akan menggunakan tranpostasi angkot untuk perjalanan dinas saya. Jika tidak ada halangan Selasa minggu depan, akan mencoba berangkat kerja gowes sepeda,”tandasnya.

Sementara itu, pantauan Pos Kota di halaman parkir Balai Kota, terlihat sepi dari parkiran mobil dinas maupun pribadi yang biasa digunakan oleh pegawai. Namun kebalikannya setelah dibuat program ODNC, banyak sepeda motor hampir memenuhi parkiran di sebelah gedung balaikota. poskota.com

admin by IU

Posting Komentar

0 Komentar