Ketua DPRD Kota Bandung, Asep
Mulyadi, memberikan tanggapan positif atas kunjungan resmi rombongan Universitas
Halim Sanusi (UHS) yang dipimpin oleh Wakil Rektor I Dr. Cukup Mulyana, beserta
sejumlah pimpinan kampus, ke kantor DPRD Kota Bandung pada Rabu (22 Oktober
2025).
Kunjungan tersebut menjadi ajang silaturahmi sekaligus pemaparan potensi kerja
sama di berbagai bidang antara DPRD dan dunia akademik.
Asep menilai, perguruan tinggi
memiliki peran penting dalam memberikan kontribusi kajian ilmiah terhadap
kebijakan publik, termasuk dalam penyusunan naskah akademik dan rancangan
peraturan daerah (Perda).
![]() |
| Ketua DPRD Kota Bandung, H. Asep Mulyadi |
“Menarik tadi apa yang
disampaikan. Perguruan tinggi memang bisa berkontribusi dalam memberikan
kajian-kajian, baik terkait penyusunan perda maupun kajian strategis lainnya,”
ujar Asep.
Menurutnya, sebagian besar perda
yang lahir saat ini masih diinisiasi oleh Pemerintah Kota Bandung. DPRD tengah
berupaya agar di masa mendatang inisiatif penyusunan perda dapat lebih banyak
berasal dari legislatif.
Dengan demikian, penyusunan
naskah akademik dan kajian ilmiah pun bisa dianggarkan melalui sekretariat
DPRD.
“Selama ini alokasi anggaran
untuk kajian masih banyak di eksekutif. Ke depan kami dorong agar legislatif
juga bisa memulai dari sisi inisiatifnya,” tambahnya.
Asep juga menyarankan agar
Universitas Halim Sanusi menjalin komunikasi dan audiensi dengan Badan
Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kota Bandung,
sebagai langkah awal memperkenalkan potensi kampus dalam mendukung riset dan
perencanaan pembangunan daerah.
Dorong Bandung Sebagai Kota
Wisata yang Berdampak Ekonomi
Dalam kesempatan tersebut, Asep
menyoroti tantangan Bandung sebagai kota wisata yang masih tertinggal
dibandingkan Bali dan Yogyakarta.
Menurutnya, branding Bandung
sebagai kota wisata seharusnya memberikan dampak ekonomi langsung kepada
masyarakat.
![]() |
| Suasana diskusi |
“Jangan sampai Bandung dikenal
sebagai kota wisata, tapi warganya tidak merasakan dampaknya secara ekonomi.
Ini perlu ada kajian yang mendalam agar efeknya bisa dirasakan oleh
masyarakat,” jelasnya.
Kemandirian Ekonomi dan
Penguatan Wirausaha Sosial
Asep juga menyoroti perkembangan
ekonomi Kota Bandung yang mengalami penurunan angka pengangguran menjadi 7,1
persen, namun sebagian besar masyarakat kini beralih dari sektor formal ke
sektor non-formal.
Ia menekankan pentingnya dukungan
terhadap UMKM, koperasi, dan ekonomi kreatif untuk menciptakan kemandirian
masyarakat.
“Pemerintah harus memberi
perhatian lebih pada peningkatan kemandirian masyarakat di sektor koperasi,
UMKM, dan ekonomi kreatif,” ujarnya.
Asep mengingatkan bahwa sejak
tahun 2015, Bandung telah diakui UNESCO sebagai bagian dari Jaringan Kota
Kreatif Dunia. Dari 17 subsektor ekonomi kreatif, Bandung unggul di bidang fashion,
kuliner, dan event.
Karena itu, ia mendorong
perguruan tinggi untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan (entrepreneurship)
kepada mahasiswa lintas disiplin.
“Mahasiswa harus disiapkan agar
tidak hanya siap melamar kerja, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja.
Apapun bidangnya, harus punya dasar entrepreneur,” katanya.
Asep mencontohkan perjalanan
pribadinya, yang berlatar belakang pendidikan teknik mesin namun kemudian
berwirausaha di bidang fashion sebelum akhirnya terjun ke dunia politik.
“Saya sepakat dengan penguatan
social entrepreneur, apalagi Bandung sudah punya Perda Ekonomi Kreatif yang
bisa direspon oleh perguruan tinggi,” ungkapnya.
Ketahanan Pangan dan
Optimalisasi Program Buruan SAE
Selain itu, Asep menyoroti
persoalan ketahanan pangan di Kota Bandung. Saat ini sekitar 96% kebutuhan
pangan dan peternakan masih dipasok dari luar daerah. Menurutnya, kondisi
tersebut berisiko jika terjadi krisis pasokan akibat faktor global.
“Kalau suatu saat terjadi situasi
yang tidak diinginkan dan Bandung diboikot, kita hanya punya 4–6% produk lokal.
Ini berbahaya,” tegasnya.
Asep mengapresiasi program Buruan
SAE yang telah meraih penghargaan internasional, termasuk dari Kota Milan,
Italia. Namun ia menilai, program tersebut masih perlu penguatan agar lebih
berdampak nyata.
“Gagasannya sudah bagus dari
Almarhum Mang Oded. Sekarang tinggal pengawalan agar bisa diaktualisasikan dan
memberi dampak nyata terhadap ketahanan pangan,” ujarnya.
![]() |
| Ketua DPRD Kota Bandung bersama Universitas Halim Sanusi |
Ajak UHS Lanjutkan Kolaborasi
Menutup pertemuan, Asep
mengusulkan agar DPRD juga melakukan kunjungan balasan ke Universitas Halim
Sanusi (UHS) guna memperkuat komunikasi dan menindaklanjuti peluang kerja sama
di bidang kajian, riset, serta pengembangan inovasi daerah.
“Supaya silaturahmi ini tidak
berhenti di sini, mudah-mudahan nanti bisa dilanjutkan dengan kolaborasi nyata
antara DPRD dan Universitas Halim Sanusi,” pungkasnya.



0 Komentar