DPRD Kritisi Performa BUMD Kota Bandung, Target PAD Tidak Tercapai

 

Anggota Komisi II Siti Marfu'ah mengamati hasil analisis kinerja secara riil di tahun 2025, mayoritas BUMD Kota Bandung menghadapi kendala serupa terutama kinerja keuangan yang belum maksimal. Kontribusi perusahaan pelat merah itu terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga masih terbatas.

“Kalau tadi kita simak paparan ya hanya baru mencapai satu persen dari penyertaan modal sehingga ini perlu ditingkatkan tentunya. Nah, ini tentunya perlu adanya reformasi manajemen. Yang jadi pertanyaannya adalah bagaimana strategi BUMD ini agar bisa meningkatkan kinerja kemudian memberikan kontribusi juga yang signifikan terhadap PAD,” kata Siti Marfu’ah saat menghadiri acara Evaluasi Kinerja BUMD Kota Bandung Tahun 2024, di Hotel The Trans Bandung, Kamis, 24 Juli 2025.

Masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih

Siti Marfu'ah menilai, apabila kontribusi BUMD cukup signifikan terhadap PAD tentunya program yang bisa terealisasi akan lebih banyak. Untuk Perumda Tirtawening, ia mempertanyakan kebutuhan ideal saluran air bersih yang harus disediakan untuk kebutuhan seluruh warga masyarakat Kota Bandung. Diperlukan data, rencana induk pemetaan jaringan, dan potensi sumber air yang dikelola sehingga mampu mencukupi suplai ketersediaan air bersih untuk semua masyarakat Kota Bandung.

“Kenapa? Karena kenyataannya di lapangan masih banyak masyarakat yang mengeluh tentang tidak ngocornya air. Mungkin kalau dibuka itu hampir setiap hari laporan oleh masyarakat. Kemudian juga bagaimana rencana aksinya yang dilakukan Perumda Tirtawening dalam mengakses hal itu?” tuturnya.

Untuk Perumda Pasar, ia menakar hasil evaluasi yang terlihat belum sehat tetapi sudah ada peningkatan dari 2024. Siti Marfuah menanyakan strategi sistem pengelolaan pasar agar bisa meningkatkan kontribusi terhadap PAD karena aspek kinerja masih belum masuk ke dalam kategori sehat, terutama di aspek keuangan dan operasional yang masih belum mendapatkan skor yang maksimal.

Rencana revitalisasi pasar tradisional juga kembali diungkap. Sebab, ia melihat saat ini masih banyak pasar tradisional yang kurang menarik. Belum lagi terkait laporan-laporan dari paguyuban pedagang yang mengeluhkan adanya revitalisasi yang masih belum dilihat berkeadilan, karena versi Perumda Pasar dengan versi para pedagang belum menemukan titik temu.

“Bagaimana langkah-langkah dan upayanya supaya ketika pun ada revitalisasi SOP dalam step-step-nya bisa dilakukan sehingga terjalin komunikasi yang berakhir kemudian sepakat dan bisa menghadirkan peningkatan di progress Perumda Pasar,” tutur Siti Marfu'ah.

Posting Komentar

0 Komentar