Kota Bandung Dinobatkan Sebagai Kota Termacet ke-12 di Dunia, Ini Kata Ketua DPRD

 

Kota Bandung dinobatkan sebagai kota termacet ke-12 di dunia. Hal ini berdasarkan data TomTom Traffic Index 2024.

Untul mengatasi masalah ini, perlu segera dilakukannya langkah-langkah seperti rekayasa lalu lintas, fly over maupun penyediaan transportasi publik yang nyaman.

Selain Bandung, dalam data TomTom Traffic Index 2024 juga ada Kota Medan yang berada di posisi ke-15. Untuk  peringkat pertama diduduki Barranquilla, Kolombia. Sebelumnya pada TomTom Traffic Index 2023, posisi pertama diduduki London, Inggris, yang kini berada di posisi ke-5.

kondisi macet di Kota Bandung

Terkait hal ini, Ketua DPRD Kota Bandung Asep Mulyadi mengakui bila kemacetan menjadi permasalahan di berbagai daerah terutama kota-kota besar termasuk Kota Bandung.

"Bandung hari ini, di samping penduduknya memang sudah besar kemudian pertumbuhan jumlah kendaraan juga sudah sangat besar, sehingga tidak sesuai lagi dengan perkembangan jalan raya yang mau tidak pasti macet," ujar Asep, Jumat (17/1).

Selain itu, kata Asep, Bandung juga menjadi kota pariwisata di mana banyak masyarakat dari berbagai daerah yang mendatangi Kota Bandung, baik weekday maupun weekend, sehingga kemacetan pun terjadi. 

Untuk mengatasinya, ada beberapa hal yang harus di lakukan. Salah satunya dengan menempatkan petugas baik dari Kepolisian maupun Dinas Perhubungan di tempat-tempat tertentu seperti di perempatan dan lainnya. Tentunya, jumlah petugas disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

"Kemudian juga parkir liar itu jadi faktor (kemacetan), di beberapa tempat ada parkir liar dan memang di Bandung kalau kita melihat lahan parkir ya masih kurang. Ke depan juga ini harus disiapkan oleh pemerintah kota lahan-lahan atau aset-aset yang bisa kita manfaatkan untuk menjadi tempat parkir," ungkapnya.

Langkah lainnya, kata Asep, merekayasa lalu lintas di beberapa titik. Terlebih di Bandung banyak perlintasan kereta api, jumlahnya ada sekitar 13 titik perlintasan dan itu juga bisa menjadi faktor kemacetan.

"Mungkin ke depan perlu direncanakan kira-kira antisipasi di jalur-jalur perlintasan kereta api apakah perlu dibuatkan flyover atau seperti apa karena ini sudah menjadi faktor juga," ungkapnya.

Langkah berikutnya yang harus dilakukan, kata Asep, Pemkot Bandung harus menyiapkan transportasi publik yang siap di akses oleh masyarakat. Tentunya transportasi publik ini harus  nyaman, tepat waktu dan harga kompetitif.

"Saya yakin kalau itu kita lakukan, masyarakat akan berangsur-angsur beralih ke trasnportasi publik. Mudah-mudahan kalau itu dilakukan, makan kemacetan minimal berkurang karena kalau hilang sih kita modern, kita maju ya mau tidak mau pasti ada macet," terangnya.

Posting Komentar

0 Komentar