Haru Suandharu dan Harapan Baru untuk Kota Bandung

Ahad, 29 September 2024, Distrik Berisik menyelaranggakan forum "Rengasdengklok: Menculik Calon Kepala Daerah Bandung, Cianjur, Bandung Barat, Sukabumi". Dalam forum tersebut, Haru Suandharu, salah satu calon Walikota Bandung, memaparkan visinya untuk Kota Bandung. Haru menginginkan Bandung menjadi kota kreatif tingkat dunia yang maju, agamis, sejahtera, dan berkelanjutan menuju Indonesia emas 2045. 

Menurut Haru, setiap kota harus memiliki identitas yang khas, sama halnya dengan manusia yang memiliki keunikannya. "Satu kata untuk orang Bandung adalah kreatif, seperti aci dicolok jadi cilok, aci digoreng jadi cireng, aci di endogan (ditelurin) jadi cilor" ujarnya. Tak hanya menjadi kota kreatif saja, Haru juga ingin Kota Bandung yang kreatif ini dikenal di tingkat dunia kedepannya. Hal tersebut bukan mengada-ngada ataupun lebay, karena sejak tahun 1955 Kota Bandung sudah dikenal oleh mancanegara dengan dilaksanakannya Konferensi Asia Afrika. 

Haru juga menekankan pentingnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai kunci keberhasilan pembangunan. "Yang harus diwaspadai bukan senjatanya, tetapi man behind the gun, jadi orangnya". Menurutnya, pembangunan infrastruktur saja tidak cukup jika tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM. Ia menggambarkan kondisi kota Bandung pasca pandemi seperti seseorang yang baru sembuh dari sakit, belum sepenuhnya pulih, dan memerlukan waktu untuk kembali kuat. Masalah yang dihadapi saat ini meliputi sampah, kemacetan, dan terbatasnya lapangan pekerjaan. Menurut haru, solusi atas masalah-masalah tersebut dengan menggerakkan roda perekonomian, tidak hanya dengan pelatihan dan sertifikasi saja. 

Maka dari itu, Ia berharap Bandung dapat menggelar lebih banyak acara, mulai dari seminar, pameran, hingga pertunjukan budaya. Tujuannya agar orang-orang merasa nyaman dan betah untuk tinggal lebih lama di Bandung. Namun, hal ini akan sulit tercapai jika permasalahan seperti kemacetan, sampah, dan parkir dengan harga yang fantastis masih menjadi kendala. Dengan bergeraknya ekonomi, diharapkan akan muncul lebih banyak kesempatan kerja. 

Mengapa Agamis? Saat Kota Bandung didatangi oleh orang-orang dari berbagai daerah bahkan negara, interaksi yang terjadi tidak boleh membuat warganya kehilangan jati diri dan terbawa arus. "Kita punya identitas, jati diri, keyakinan, boleh sekali berinteraksi dengan siapapun tapi tidak sampai kehilangan jati diri" ungkapnya. 

Menurut Haru, Kota Bandung hari ini adalah titipan yang harus dijaga bersama-sama. Suatu hari, salah satu diantara masyarakatnya akan menjadi Walikota Bandung dan akan meneruskan. "Bisa saja selanjutnya dari ruangan ini, dari distrik berisik, atau mungkin salah satu penculik yang menculik para calon walikota dan bupati, bisa jadi istrinya" ujar Haru. Harapannya saat dititipkan Bandung tidak menjadi kota yang rusak. "Menjaga dalam artian kedepannya Kota Bandung bebas dari sampah, kemacetan terurai sehingga bergerak ke transportasi publik yang mana perlu berkolaborasi dengan pemerintah provinsi maupun pusat" ujarnya.

Haru juga berharap keberlanjutan ini dapat terwujud dalam kesejahteraan masyarakat, kelestarian lingkungan, dan peningkatan cakupan air bersih dari 75% menjadi 90%. Ia menekankan bahwa cita-cita untuk Kota Bandung harus menjadi milik bersama, tidak hanya dimiliki segelintir orang. Menurutnya, wajah Bandung saat ini adalah hasil lukisan bersama dari berbagai sektor. "Sektor publik, privat, ketiga, media, dan perguruan tinggi harus saling bekerja sama dan saling bahu membahu untuk membuat Bandung menjadi lebih baik lagi" ungkapnya. 

Di akhir sesi monolognya, Haru berharap siapapun yang terpilih nanti dapat membawa 'Harapan Baru' untuk membangun Bandung yang lebih baik. "Mudah-mudahan teman mahasiswa tidak kumpul hari ini saja, bisa kumpul di pendopo dan balai kota sambil ngopi-ngopi dan diskusi terkait saran kedepannya agar Kota Bandung menjadi kebanggaan bersama" tutupnya. 

Posting Komentar

0 Komentar