Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung
menggulirkan kegiatan On The Way (OTW) Bandung Teduh yang ditandai dengan penanaman
100 pohon pule di Jalan Sudirman (antrara persimpangan Jalan Gardujati hingga
Jalan Jamika).
Lewat program ini, pemkot ingin
kembali menggelorakan gerakan tiada hari tanpa menanam pohon kepada
masyarakat.
OTW Bandung Teduh ini dicanangkan
oleh Sekda Kota Bandung Ema Sumarna. Menurutnya, pemilihan
pohon pule karena rindang, kuat dan daunnya hija cukup pekat serta tidak mudah
gugur.
Yudi Cahyadi saat menanam pohon |
“Ini kan masalah selera, saya tidak bisa menjustifikasi ini paling baik atau tidak. Kalau saya pendekatannya, bahwa kita selaku umat yang selalu bersyukur apapun yang Allah Swt ciptakan, itu yang terbaik dan pasti ada nilai kebermanfaatannya,” ungkap Ema.
“Tapi ada subjektifitas, saya
melihat bahwa jenis pohon pule ini, kalau sudah tumbuh rindangnya sangat luar
biasa. Kemudian daunnya hijaunya agak berbeda, cukup kuatlah. Ini tentunya kaan
sangat bermanfaat di saat kita antisipasi tekanan udara yang mulai terasa
memanas,” ungkapnya.
Keberadaan pohon diyakininya
dapat memberikan kontribusi bagi perbaikan lingkungan. Terlebih pohon bisa
memproduksi oksigen yang diharapkan jauh lebih baik.
“Jenis pohon ini konon daunnya
jarang mudah gugur. Jadi itu pun mempermudah dari sisi maintenance,
penyapuannya tidak ekstrim karena murudul banyak daun berguguran. Dari sisi
bentuk, mudah-mudah pohon ini cocok. Dengan kerimbunan ini, kalau dilihat dari
kejauhan ini akan jauh lebih indah,” jelasnya.
Ema berharap, semua kawasan Kota
Bandung menjadi teduh dan rimbun. Namun tentunya hal ini akan dilakukan secara
beratahap. Saat ini, baru seratusan pohon yang dipasang di Jalan Sudirman.
“Jadi yang jalan protocol itu
harus terlihat, tertata. Kemudian juga terjaga aspek lingkungannya. Saya yakin
ini memberikan kebermanfaatan, baik untuk kehidupan keseharian maupun aktivitas
ekonomi yang ada di sini,” tuturnya.
Ema pun mengajak masyarakat untuk
ikut serta menjaga dan memelihara lingkungan. “Masyarakat sekitar saya harap
bisa merawat pohon ini, mereka harus jadi bagian yang peduli. Kita sama-sama
rawat Kota Bandung. Jadi lima tahun ke depan bahkan seterusnya, pohon ini hidup
baik bisa rimbun, sehinggga tata kota lebih indah,” ungkapnya.
Ema pun meminta pimpinan
kewilayahan untuk turut serta menjaga lingkungan dan melakukan mitigasi
perubaha iklim. “Camat juga lurah bisa melaksanakan kegiatan seperti, bisa
digerakan di wilayahnya masing-masing,” pinta Ema.
Disinggung soal ruang terbuka
hijau (RTH), Ema mengatakan, di Kota bandung baru mencapai 12 persen dari
target 30 persen. Untuk memenuhi, Ema mengaku sangat berat mengingat lahan di
Kota Bandung cukup mahal. “Untuk membeli lahan di Kota Bandung cukup mahal,
kemudian warga juga belum tentu mau menjjual lahannya,” ungkapnya.
Kota Bandung, lanjutnya, memiliki
Perda No. 10 Tahun 2019. Sehingga pihaknya mendorong prasana sarana dan
utilitas umum (PSU) di perumahan-perumahan menjadi otoritas Pemkot Bandung.”
Ini sedang di-take over semua,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Ketua Komisi
C DPRD Kota Bandung, Yudi Cahyadi mengapresi penanaman pohon yang dilakukan
Pemkot Bandung. Karena manfaat penanaman pohon ini tidak hanya untuk masa
sekarang, tapi juga untuk generasi yang akan datang.
Penanaman pohon ini, lanjutnya,
bagian dari penghijauan. Dengan begitu bisa menjaga Kota Bandung tetap segar,
semakin banyak oksigen.
“Hal ini bisa menjadi antisipasi menghadapi ancaman perubahan iklim. Cakupan soal RTH (Ruang Terbuka Hijau) bisa dilakukan bersama,” tuturnya.
Ahmad Farid Fakhrullah
0 Komentar