Ketua DPRD Kota Bandung yang juga politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tedy Rusmawan mendorong Job Fair atau bursa kerja untuk warga Kota Bandung, diperbanyak setiap tahunnya. “Job Fair sangat bermanfaat bagi warga yang belum memiliki pekerjaan sesuai dengan pendidikan,” ujar Tedy.
Tedy mengatakan
pihaknya akan memperjuangkan anggaran untuk job fair agar bisa digelar setahun
lebih dari satu kali.
suasana Job Fair |
Menurut Tedy, setiap Job Fair di Kota Bandung selalu banyak peminatnya terbukti Job Fair di Kiara Artha Park. “Pelamar kerja melalui online mencapai 17.000 orang, yang datang ke lokasi 12.000 orang sedangkan lowongan kerja yang disediakan hanya 4.700 orang, ujar Tedy.
Tedy mengatakan Job
Fair banyak didatangi menandakan antusiasme masyarakat untuk mencari pekerjaan
yang saat ini tercatat di Kota Bandung ada pengangguran sebanyak 137.000 orang.
Karena itulah, Tedy
menilai upaya-upaya dalam menekan angka pengangguran seperti Job Fair ini agar
lebih diperbanyak. “Job Fair tahun ini diagendakan cuma sekali. Kita akan
dorong di perubahan, karena ini sangat dirasakan kebutuhannya. Tahun depan akan
kita agendakan dua kali,” ujarnya.
Tedy mengatakan
pelaksanaan Job Fair yang digelar pemerintah masih terbatas sehingga ia
mendorong Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) untuk berkolaborasi dengan berbagai
instansi. Misalnya dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat,
karena di tingkat provinsi pun rutin menggelar Job Fair.
Kemudian juga
berkolaborasi dengan Perguruan Tinggi yang ada di Kota Bandung, contohnya
UNPAR, UNPAD, dan ITB yang juga sering menggelar bursa kerja. “Ini bisa
dijadikan kalender event dalam setahun,” ujarnya.
Tedy mengatakan,
Job Fair Kota Bandung harus menyerap tenaga kerja warga Kota Bandung minimal 50
persen. “Contohnya Job Fair Tahun 2022, sekitar 59 persen yang diterima dari
lowongan atau 4.000 orang adalah warga Bandung yang merupakan usia produktif
20-22 tahun,” katanya.
Tedy mengatakan,
jika setiap Job Fair yang terserap 50 persen, maka pengangguran di Kota akan
berkurang apalagi jika digelar sesering mungkin.
Tedy meminta
Disnaker bisa melobi perusahaan-perusahaan di Kota Bandung untuk
memprioritaskan tenaga kerja dari Kota Bandung. Apalagi kualitas sumber daya
manusia dari Kota Bandung cukup mumpuni. Latar keilmuan warga Bandung pun
beragam dan juga kreatif.
Menurut Tedy,
pengangguran di Kota Bandung menurun tiap tahunnya. Sebelumnya Covid-19, angka
pengangguran Kota Bandung mencapai 135.000 orang, setelah Covid-19 naik 11,46
persen atau menjadi 153.000 orang. Lalu di tahun 2022 menurun menjadi 9,5
persen atau 137.000 orang.
“Target di tahun
ini turun menjadi 8,7 persen, jadi sekitar 130.000. Sekitar 40 persen
pengangguran merupakan lulusan SMA sederajat yang tidak melanjutkan
pendidikan,” katanya.
Tedy pun mempertanyakan kriteria pengangguran di Kota Bandung yang jumlahnya mencapai 137 ribu, apakah benar-benar tidak memiliki penghasilan? atau yang tidak memiliki gaji tetap tercatat sebagai pengangguran.
Ahmad Farid Fakhrullah
0 Komentar