Kabar terlambatnya Honorarium
Peningkatan Mutu (HPM) kepada guru honorer kembali terdengar di Kota Bandung. Seorang
guru honorer berinisial S, menyebut HPM seharusnya disalurkan setiap tiga bulan
sekali. Namun upah tenaga pengajar pada Januari-Maret lalu belum kunjung
diterima. Mirisnya, persoalan ini bukan kali pertama terjadi.
Hj. Salmiah Rambe |
Anggota Komisi D DPRD Kota Bandung Fraksi PKS, Salmiah Rambe pun ikut angkat bicara soal kasus ini. Dirinya sangat menyesalkan kasus ini dan sebetulnya sudah mendorong Dinas Pendidikan (Disdik) untuk bisa memproses HPM.
"Ini juga jadi concern kami.
Saya sangat menyesalkan ini terjadi lagi, karena ini hak para honorer. Saya
juga sering dikontak guru-guru honorer. Pekan lalu kami rapat dengan Disdik,
sudah saya tanyakan juga kenapa lama sekali dibayarkan? Kadisdik menjawab pekan
lalu, 'semoga pekan depan karena ini masih urusan dengan BKAD'. Tapi pekan ini
belum cair juga," kata Salmiah.
Ia menjelaskan, soal HPM guru
honorer ini sudah dianggarkan. Disdik punya tanggung jawab terkait pendataan
guru honorer penerima HPM hingga mengeluarkan Surat Perintah Membayar (SPM).
Sementara terkait pembayaran, dikeluarkan oleh Badan Keuangan dan Aset Daerah
(BKAD).
"Planning budget-nya wallahua'lam setahu saya sudah dianggarkan. Mungkin
memang butuh proses pencairan, banyak yang harus diperiksa oleh Disdik, tapi
kan tidak boleh berlama-lama. Masa sampai tiga bulan, harus tepat waktu jangan
men-zolimi guru honorer itu," ucap Salmiah.
Salmiah pun langsung mengontak
Kepala BKAD untuk menanyakan terkait proses pencairan HPM guru honorer.
Sayangnya BKAD ternyata tak bisa memproses karena belum adanya Surat Permintaan
Membayar (SPM) kepada pihak BKAD. "Saya tanyakan langsung ke Pak Agus
Kepala BKAD, ternyata jawabannya dari Disdik belum mengajukan SPM ke BKAD.
Padahal BKAD baru bisa turunkan HPM setelah ada SPM ini tadi. Ini kan saya
kaget, saya langsung konfirmasi ke Kadisdik," ujarnya.
Salmiah pun mengkritisi soal hal
ini. Menurutnya, banyak hal yang harus diperbaiki dalam sistem yang berkaitan
dengan pemberian hak guru honorer. Molornya pemberian HPM tidak bisa dibiarkan
menjadi kebiasaan sebab dana tersebut sangat dinanti oleh para tenaga pendidik
non ASN tersebut. Bahkan, tak jarang ia mendengar keluhan para guru honorer yang
sampai harus terlilit utang untuk biaya sehari-hari.
"Ini jadi koreksi, banyak yang harus diperbaiki pengelolaan HPM-nya. Ini
kan sangat dibutuhkan oleh para guru honorer, kenapa kejadian lagi. Gurunya
pada nunggu, kasihan, mereka hutang terus. Dituntut maksimal untuk mendidik
tapi tidak di-support. Ini kan hak mereka harus didahulukan," ucap
Salmiah.
Politisi PKS ini pun mengatakan bakal
mendorong kembali Disdik agar segera mencairkan HPM yang dijanjikan bakal cair
minggu ini. "Saya sudah ingatkan dan ngobrol soal mendorong HPM ini sejak
lama. Tapi kok masih begini, nanti akan kami konfirmasi," ujarnya tegas.
Ahmad Farid Fakhrullah
0 Komentar