Ibu yang satu ini benar-benar mengasyikkan. Jadi tak masalah proses wawancara melewati 3 tahap dalam menyelesaikannya, karena selalu berburu dengan waktu.
Pantas saja Tedy Rusmawan AT.,MM., Ketua DPRD Kota Bandung periede 2019-2024 selalu nampak hepi, meski pundak makin berat di masa pandemi.Tebak siapa coba? Sedikit bocoran , beliau jantung hati Pak Ketua Dewan tersebut.
Peace... Penulis sebut Jantung Hati, ini hasil intipan dari akun Facebook Pak Ketua Dewan, ya kawan...
Di tengah ngebut persiapan jelang PTM (Pertemuan Tatap Muka) owner Kelompok Bermain (Kober) Nurul Islam, Cibiru Bandung ini dengan renyah menjawab seputar PTM di sekolah.
"PTM di kami belum mulai Bun. Hari ini baru monev dari Disdik dan Penilik. Setelah itu baru diputuskan layak tidaknya menyelenggarakan PTM terbatas," Demikian Ida Rohidah, S.Pd. memulai merespon pertanyaan Penulis yang terlayang via WA.
"Pastinya baik guru maupun orang tua sangat antusias menyambut rencana PTM ini. Maklum kejenuhan melanda sejak proses belajar-mengajar hanya lewat sarana laptop dan hanphone saja," jeda sesaat, lalu melanjutkan:
"Persiapan kami mulai dengan memenuhi apa yang tertulis dalam 30 poin instrumen PTM. Pihak yang memberi penilaian dari Disdik, Puskesmas, Lurah dan Camat setempat. Kebayangkan detil materinya, Bun? Kepala Sekolah dan para Guru sibuk bebenah sampai rela lembur untuk mempersiapkan syarat yang harus dipenuhi seperti yang disyaratkan," lanjutnya.
Hmm...sayangnya satu pertanyaan tak terjawab, karena sejak 2018 Ida tak lagi terjun langsung mengajar. Dia selaku owner perannya lebih mengevaluasi dan memberi pembinaan ke para guru dan parenting buat para orang tua murid.
Padahal ingin tahu bagaimana perasaannya jelang tatap muka dengan murid-murid kesayangan. Tapi gampanglah, ada solusi. Taraam...meluncurlah Penulis ke Cimahi. Dan...pilihan jatuh pada Nurpiati guru Kober Ananda di Sukamaju Cimahi juga kader PKS di kota itu.
Betapa besar sayangnya seorang guru terhadap anak didiknya tergambar dalam jawaban berikut!
"Perasaan ada sesuatu yang hilang, Bun. Bisa dibayangkan, kelas yang biasa diisi puluhan sekarang hanya boleh 5 anak. Hening, sepiii.... Anak-anak yang biasanya aktif, kini jadi terdiam," begitu curhatnya.
"Lebih menyayat ketika melihat wajah sedih anak-anak saat tak disambut tangan mungilnya ingin mencium tangan ibu guru mereka. Hal kecil ini rupanya sudah terpatri jadi sebuah kenangan indah yang tak tergantikan," tambah keharuan hati Nurfi di hari pertama PTM terbatas.
"Alhamdulillah sedikit terhibur ketika melihat beberapa anak yang diawal ga mau mencuci tangan, tapi saat diiming-iming handsanitizer sigap berebutan." Sambungnya terbaca dari WhatsApp / WA yang dia layangkan sebagai jawaban.
Nah, kiranya jawaban Nurpiati bisa melengkapi penuturan Si Jantung hati Tedy Rusmawan ya kawan, terima kasih.
Penulis:
Frieda Kustantina #Juru Catat
Reli PKS Kota Bandung
0 Komentar