Direktur Kurilulum Cendikia Muda Membeberkan Solusi Bullying



Kasus Bullying ini marak terjadi di sekolah dasar, suatu kondisi dimana tidak terpantau oleh sekolah ataupun juga oleh civitas akademika. Korban bullying cenderung tertutup dan menyembunyikan kasus tersebut, peran orangtua sangat berperan penting dalam pembentukan karakter pribadi anak.

Reyhanani Bahar saat membeberkan solusi bullying

Ketua Yayasan Cendikia Muda, Reyhanani Bahar mengatakan sesungguhnya prilaku bullying kemungkinan juga berasal dari rumahnya sehingga perlu adanya intropeksi. Orangtua tentunya peka terhadap prilaku anak dan pembelajaran disekolah, sebab sekolah bukanlah bengkel tapi lingkungan sekolah tidak bisa instan merubah karakter anak.

Sekolah bukan bengkel, orangtua memasukan anaknya ke sekolah, tiba-tiba jadi baik prilakunya, ini sesuatu yang tidak mungkin,” ujarnya. 

Reyhanani Bahar menghimbau kepada pemerintah, terutama kepada komisi D membuat peraturan menginisiasi ide kepada dinas pendidikan kota Bandung untuk menguatkan kompetensi inti dari kurikulum 2013 yaitu learning and empowerment. Kompetensi inti terdiri dari bidang akademik, psikologis atau spiritual dan fisik. Pada umumnya yang dikuatkan bidang fisik sehingga psikologis atau spiritual kurang terpantau akibatnya sekolah tidak sehat secara psikologis atau spiritual.

Saya titipkan kepada komisi D sebagai jembatan bagi sekolah-sekolah oleh dinas pendidikan kota Bandung bahwa learning and empowerment untuk sekolah agar dikuatkan,” ujarnya.

Civitas akademika terkhusus guru, senantiasa memiliki role model bagi dirinya. Role model ini sebagai acuan atau panutan bagi guru agar didalam proses mengajar. Bila akhlaq guru baik maka dapat dijadikan contoh bagi murid yang melihatnya, sehingga murid memiliki kualitas sikap yang baik, baik itu sikap sosial dan sikap spritual.

Persoalan mengenai kelembutan hati dan keramahan bertutur kata itu semua akan selesai dengan mengambil role model yang benar dan sesuai,” pungkasnya.



Posting Komentar

0 Komentar