Gerakan Ekonomi Perempuan dalam Dakwah


Siti Oded bersama peserta

Milad Pimpinan Cabang Aisyiyah Lengkong ke 101 diperingati dengan mengadakan Kajian Ramadhan sekaligus pembagian sembako. Kajian dengan tema Gerakan Ekonomi Perempuan: Jihad dakwah Aisyiyah untuk kesejahteraan ummat diisi langsung oleh Ummi Siti, Sabtu (26/5). Acara tersebut juga dihadiri oleh para petinggi Aisyiyah, diantaranya ibu Kokom (Ketua PC Aisyiyah Lengkong), ibu Eti Mulyati (Ketua PD Aisyiyah) dan ibu Nia Kurniawati. Dalam sambutannya, ibu Eti mengingatkan kembali sejarah lahirnya Muhammadiyah pada tahun 1912 dan pada tanggal 19 Mei 1917 (27 Rajab) Aisyiyah lahir. Sementara pada tahun 1919 TK pertama di Indonesia yang dibina Aisyiyah terbentuk (froble). Gerakan Aisyiyah sendiri bertujuan untuk membina masyarakat yang Islami. Berdakwah dan membangun negeri sebelum negeri ini lahir. Prinsip Aisyiyah ialah rahmatan lil alamin, memberi manfaat sebanyak-banyaknya untuk ummat.

Ibu Nia Kurniawati lebih menekankan perempuan sebagai pilar perekonomian bangsa. Sehingga Aisyiyah harus menjadi penggerak perekonomian ummat, sebagai pelaku ekonomi. Muslimah, khususnya Aisyiyah harus berubah, harus konsisten dalam melakukan usaha berkelanjutan. Bangun mental untuk kemajuan ekonomi keluarga. Perempuan boleh berkarya di luar rumah dengan seizin suami dan musyawarah dengan anak, maka akan menjadi nilai ibadah. Daripada berdiam diri di rumah, tergoda oleh TV, rumpi serta hal lainnya tanpa memberi manfaat untuk dirinya, keluarga bahkan ummat.

Program nasional Aisyiyah, ialah:
1. Kuatkan ideologi
2. Melakukan konsolidasi gerakan, tidak diam untuk pribadi, keluarga dan masyarakat.
Semangat menolong, gotong royong, saling memberi dan saling menjaga akan menjadi modal kekuatan ekonomi perempuan (world bank research). Hal tersebut yang digelorakan kepada para anggota Aisyiyah. Ibu Nia Kurniawati menekankan kembali, "Bergerak, bermanfaat dan cukuplah Allah yang tahu dan yang akan membalas kebaikan kita."
"Harus ada rasa malu, jika menjadi tangan yang dibawah." Tambahnya. Aisyiyah harus bergerak dan berbuat, membantu pergerakan ekonomi keluarga, karena perempuan itu multi-talent. Saling mengingatkan dalam hal kesehatan juga pendidikan keluarga. Aisyiyah itu sekali berbuat, banyak aspek yang harus terjangkau. Karena Aisyiyah merupakan gerakan ekonomi berorientasi kelembagaan dan pemberdayaan sekaligus jaringan saudagar Muhammadiyah. Sehingga gerakan ekonomi Aisyiyah harus mampu memandirikan ibu-ibu rumah tangga, dengan syarat keluarga tetap menjadi yang utama meski telah sukses sebagai penggerak ekonomi keluarganya. Terlepas dari 3 poin utama pergerakan Aisyiyah, yaitu, sosial, pendidikan dan kesehatan.
Ummi menyampaikan bahwa eksistensi Islam bukan hanya akhlak dan moral, melainkan setiap sisi kehidupan merujuk pada Islam, yaitu Al-Qur'an dan sunnah. Ummi juga memberikan contoh dari sejarah dimana bunda Khadijah telah mencontohkan bagaimana cara menguasai pasar. Dibandingkan dengan Indonesia yang merupakan pangsa pasar terbesar di Asia, dengan sekian juta penduduknya dan 85% penduduknya adalah ummat Islam. Akan tetapi ummat muslim hanya mendapat peran di hilir roda perekonomian makro.

Siti Oded berbelanja hasil karya UKM warga
Pada kesempatan tersebut Ummi Siti Oded juga memberikan contoh program ekonomi per kelurahan di Kelurahan Sukaraja. Di akhir pemaparannya Ummi memberi pesan tentang 3 hal yang harus dipastikan:
1. Perempuan bahagia dan tidak ada kekerasan pada perempuan di keluarganya sehingga perempuan akan maju dan mengeluarkan ide-ide.
2. Pastikan perempuan memiliki akses pendidikan struktural dan kultural yang lebih luas.
3. Perempuan membuka akses ekonomi.

Ternyata di sela-sela acara tersebut ada doa yang terselip dari ibu Nia Kurniawati agar Ummi selalu tegar, pantang menyerah dalam membersamai perjuangan Mang Oded, selalu menginspirasi. Pesan spesial lainnya dari ibu Nia untuk Ummi ialah, "Jika lelah ataupun sedih ingat bahwa ini adalah perjuangan dakwah yang akan menjadi bekal di akhirat." "Semoga Bandung menjadi kota yang sejahtera, yang dipimpin oleh pemimpin yang amanah, yang dapat membimbing dan menjadikan masyarakatnya mampu melakukan amal ibadah dengan sebaik-baiknya." Tambahnya.

Posting Komentar

0 Komentar