Dilema Transportasi Online dan Offline



Bandung13/3/2017.Kecanggihan teknologi internet  mendorong para pengusaha untuk membuat transportasi online dengan prosedur yang cukup baik hingga para pengguna transportasi online merasa nyaman. Keberadaan transportasi online saat ini membawa dampak positif dan negatif pada masyarakat perkotaan. Dampak positif yang dirasakan langsung masyarakat , pertama Hanya dengan menggunakan aplikasi pengguna langsung dijemput di tempat dan diantar sampai tujuan.
Kedua  kadang-kadang tarif biaya bisa lebih murah, mahal dan sama dengan transportasi biasa tergantung tujuannnya.Dampak negatif, menimbulkan kecemburuansosial bagi alat transportasi umum karena penghasilan mereka berkurang. Demo transportasi umum kemarin merupakan puncak kemarahan para sopir angkot dan tukang ojeg. Adakah solusi bagi persoalan ini oleh pemerintah?

 Tranportasi online saat ini banyak diminati para warga perkotaan dengan alasan akses mudah sampai tujuan. Para pengguna bisa langsung dijemput di depan rumahnya atau dimana ia berada dan diantar sampai ke tujuan. Sarana Google maps membantu menuntun para driver menuju tempat yang dituju.

 Adapun tarif yang dikenakan perusahaan transportasi online bersaing satu sama lain, penulis pernah merasakan menjadi pengguna transportasi online. Kebetulan saya menggunakannya untuk jarak jauh. Bisa murah ketika kita hitung jarak tempuh dibanding hrs naik ojeg trus dilanjut angkot beda dikit, tapi ketikan pake bis jadi kemahalan walaupun dremikian waktu lebih cepat tidak menunggu penuh penumpang ataupun naik turun penumpang  blum macetnya. Jadi tergantung efisiensinya.

Dampak negartif yang ditimbulkan dengan adanya transportasi online terutama terhadap sarana angkutan umum yang sudah resmi angkot. Kecemburuan sosialpun mulai dirasakan oleh mereka penumpang menjadi kosong atau kurang dan mereka hrs menunggu penumpang (istilahnya ngetem sampai 1 jam). Penulis sangat memahami kecemburuan mereka pernah saya bertanya kenapa pak ngetemnya lama sekali jawabannya susah sekali dapt penumpang gara-transportasi online. Sedangkan mereka harus bayar setoran dan memenuhi kebutuhan keluarga di rumah. Memang sangat memprihatinkan ,akhirnya saya lebihin bayar angkutan dimulai dari si bapak penumpang pertama karena merasa kasihan beliau juga tidak mau mengambil pengembaliannya.

Puncak Kemarahan para sopir angkot, tukang ojeg pada  mogok tidak menarik penumpang dan berdemo di depan gedung sate. Alasan mereka sangat dipahami , namun dampaknya sangat banyak semula demo damai namun ada beberapa sopir angkot melampiaskan kemarahannya . Mobil plat hitam yang kebetulan sedang lewat berpapasan dengan para pendemo menjadi sasaran empuk, mereka mengira itu taxi online yang sedang membawa penumpang. Beberapa sopir angkot melakukan tindakan anrkis terhadap penumpang dan sopirnya dengan memukul, meninju, menggoyang sehingga menimbulkan trauma pada para penumpang. Padahal mereka mobil pribadi yang sedang melintas yang akan mengunjungi keluarganya. Ada pula pengendara motor yang dipukuli karena merasa terganggu dengan demo. Sungguh sangat memprihatinkan.

Pada saat Demo berlangsung pemerintah kota Bandung menyiapkan beberapa bis untuk mengangkut penumpang yang tidak bisa diangkut oleh transportasi umum. Ada beberapa celotehan dari masyarakat ,” wah enak sekali lancar ke tempat kerja jadi siapa sih yang menimbulkan macet?” beberapa juga mengatakan,” waduh aku jadi nenbeng ke teman ga ada angkot yang jalan dimana-mana.” Pertanyaan penulis dan juga masyarakat umum kepada pemerintah adakah solusi yang lebih relevan untuk mengatasi persoalan ini ?
(Wina)

Posting Komentar

0 Komentar