Tate Qomarudin : Hati yang Terpenjara



bandung.pks.id - Sebaik-baiknya harta adalah harta yang dipegang oleh orang Shaleh. Walau di tangannya limpahan materi, tapi semua hanya sampai dalam genggaman tangan, tak harus dimasukkan ke dalam hati".

Demikian prolog yang disampaikan Tate Komarudin LC, dalam acara Reses perdana tahun ini (24/02/2017).

Melihat kondisi yang terjadi selama ini, dimana kecintaan manusia terhadap harta sepertinya tak terbendung lagi. Sehingga perlu pemahaman tentang bagaimana manusia menyikapi terhadap harta.
Jauh-jauh hari Islam telah mengajarkan pentingnya "Zuhud" dalam bersikap terhadap duniawi. Dan kezuhudan seseorang tidak bisa diukur oleh banyak dan sedikitnya harta seseorang. Demikian ungkap anggota DPRD provinsi Jawa Barat wakil dari kota Bandung dan kota Cimahi.

Hal ini tidaklah heran, sehingga sebagai komparasi, beliau mengisahkan bagaimana para pengelola negara di zaman puncak kejayaan Islam justru banyak yang berlebihan dalam membelanjakan hartanya. Sehingga muncul ulama-ulama yang memperingati akan ulah mereka.

Dalam kesempatan inipun, beliau menyangkal sebuah jargon komunis, "Sama Rata Sama Rasa". Karena dalam Islam tak mengenal teori seperti itu. Kaya dan miskin dalam kepemilikan materi, justru Islam memandangnya sebagai sebuah alat agar orang  mampu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Ada pembagian tugas diantara manusia, sehingga ada istilah kaya dan miskin.
Di akhir penyampaiannya Tate Komarudin mengajak masyarakat, agar senantiasa bijak dalam mengelola keuangan. Jangan sampai memilik hati yang terpenjara dan buta mata akan duniawi.
(Tiesna)

Posting Komentar

0 Komentar