RIBUAN SANTRI YANG MENGURAS RASA IRI



Pksbandungkota.com - Ada getar yang sulit terhindarkan saat mendengar, melihat dan mencerna orasi sesosok kiyai muda Nonop Hanafi yang telah menginisiasi aksi jalan kaki dari Ciamis – Jawa Barat, kampung kelahiran saya.

Dan getar rasa itu bukan semata-mata sebagai sesama orang yang berasal dari daerah Ciamis atau karena sama-sama bersuku Sunda. Sungguh bukan itu.
Ciamis sebagai kota teduh berbasis sekian banyak pesantren, telah Allah angkat menjadi primadona berita -baik lokal, nasional maupun internasional-, pada momentum jelang aksi bela Islam jilid 3. Tepatnya, saat ribuan santri membaktikan diri untuk berjalan kaki sepanjang puluhan kilo meter, dengan satu alasan yang sangat mendasar. Yakni, menegakkan kebenaran dan menuntut keadilan atas seseorang yang telah menistakan ayat suci Al-Qur’an.

Langkah yang mengisnpirasi ini, lahir dari rahim interupsi terhadap ketakadilan yang mengemuka. Lahir dari bungkaman rasa atas kesalahan yang sudah sangat nyata. Langkah yang sama sekali bukan bentuk main-main. Sehingga saat muncul larangan PO bis untuk memfasilitasi peserta aksi bela Islam jilid 3, ribuan santri yang berasal dari Ciamis ini tetap bergegas menuju Jakarta meski harus bertaruh waktu dan tenaga. Padahal, kota Ciamis sendiri adalah daerah dimana beberapa PO bisnya cukup melegenda. Dari mulai PO bis Merdeka hingga PO bis Aladin, semua menjadi sejarah tersendiri bagi kekayaan fasilitas transportasi darat di kota Ciamis dan kecamatan Cikoneng pada umumnya.
Namun anomali biarlah menjadi aksen atau memberi sentuhan tersendiri pada ghiroh mereka yang tak dapat diberhentikan oleh rintangan atau kesulitan apapun.

Dan kelezatan iman itu saling berpaut kepada ribuan Muslim lainnya di sepanjang daerah yang mereka lewati. Hampir di setiap titik, mereka disambut dengan tangis haru dan dijamu dengan berbagi donasi yang melimpah.

Dari mulai minuman, makanan, obat-obatan hingga perbakalan khas lainnya untuk pejalan kaki dengan jarak tempuh yang tak sederhana. Perhimpunan materi yang hanya sekelebat  dengan hasil yang sangat melimpah. Bahkan di Bandung, para santri Ciamis itu dihadiahi fasilitas berupa sandal gunung dan jas hujan. Sebuah gagasan cerdas yang diinisiasi oleh seorang dosen komunikasi Unpad, Maimon Herawati. Fasilitas yang dibelinya senilai jutaan rupiah yang terkumpul tak terbendung hanya dengan posting ajakan donasi di akun facebook.

Sungguh sebuah pemandangan yang menguras rasa iri bagi muslim mana pun yang hatinya bergemuruh rindu kebenaran.
Pun saat mereka baru memasuki daerah Cileunyi, satu paket pimpinan provinsi Jawa Barat yang terdiri dari Gubernur Ahmad Heryawan, Pangdam III Siliwangi dan Kapolda Jawa Barat menggelar penyambutan. Sebuah penyambutan yang sangat apresiatif terhadap langkah ribuan santri yang dipimpin oleh K.H Nonop Hanafi.

Sungguh sebuah pembuktian bahwa langkah tak sederhana yang mereka lakukan itu memenuhi titik kepantasan. Kepantasan untuk dihargai. Kepantasan untuk menjadi ladang tafakur panjang.
Semoga itikad yang dikhidmatkan di jalan Allah SWT itu menuai keadilan hakiki. (Miarti)

Posting Komentar

0 Komentar