Aher saat melepas touring Disabilitas |
Pksbandungkota.com - Hari Disabilitas yang setiap tanggal 3 desember diperingati dunia internasional , memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan isu-isu kecacatan, hak-hak fundamental dan integrasi para disabilitas dalam semua aspek kehidupan. Sehingga kesetaraan mereka yang selama ini termarjinalkan sebenarnya sama dalam ranah hak asasi manusia. Eksistensi mereka dalam peran serta di lingkup sosial,politik,ekonomi, dan status budaya memiliki kesamaan dengan warga pada umumnya.
"Alhmdulillah pemerintah kota bandung memiliki perhatian yg sangat baik terhadap penyandang disabilitas. Walaupun upaya kesana masih terus bertahap, namun pemberdayaan kepada mereka terus digalakan. Salah satunya dengan program Bandung kota inklusi, ada taman Inklusi dan pelayanan publik yang ramah disabilitas" Ungkap Siti Mumtamah istri wakil walikota Bandung.
Setahun sudah Bandung menyandang kota pendidikan Inklusi. Dimana di kota ini, anak-anak berkebutuhan khusus bebas memilih sekolah dimana saja. Tak harus di sekolah khusus para difabel, di sekolah umum yang dekat rumah pun bisa mendaftarkan diri. Bahkan pemerintah tak tanggung-tanggung akan memberikan sanksi, bagi sekolah yang tak mau menerima siswa berkebutuhan khusus.
Kepedulian terhadap kaum disabilitas ini, sebenarnya bukan hanya tugas pemerintah semata. Oleh karena itu dinas sosial selalu bekerja sama dengan lembaga-lembaga atau organisasi kemasyarakatan yang memiliki perhatian akan hal ini. Sehingga keberadaan disabilitas, justru ikut menyadarkan masyarakat akan pentingnya solidaritas sosial.
Lewat para difabel jua lah, kita bisa belajar ternyata kemampuan mereka tak bisa dipandang sebelah mata. Prestasi yang terukir dalam Peparnas misalnya, kontingen Jawa Barat yang didalamnya terdapat 43 atlet asal Bandung berhasil membuat sukses Jabar ka hiji mengikuti PON yang diselenggarakan sebulan sebelumnya. Hal ini menjadi bukti bahwa keterbatasan, bukan penghalang bagi seseorang untuk meraih prestasi selama ada asa, kemauan, kerja keras dan tekad yang kuat.
Keuletan mereka seringkali menjadi sesuatu yang istimewa bila dibandingkan dengan keberhasilan masyarakat biasa. Kita bisa melihat bagaimana para difabel telah membangun sebuah peradaban dunia yang lebih maju. Thomas Alpha Edison, begitu berjasa dengan penemuannya tentang listrik sehingga dunia dapat menikmatinya hingga kini. Anthony Robles, dari Arizona State University yang hanya memiliki satu kaki tapi bisa menjuarai gulat nasional di kelas berat. Di Bandung, seorang pria bernama Fajar Nugraha, selalu berupaya mewarnai hidupnya dengan segala kemampuannya sebagai pelukis abstrak yang karyanya sering dipertontonkan di pameran-pameran. Dari kalangan perempuanpun, ada Indah Tinumbia yang kesehariannya duduk di kursi roda karena kelumpuhan yang dideritanya sejak kecil. Bahakan syaraf motoriknya tidak berjalan normal sehingga tangannya selalu gemetar dan bicaranya tak sepasih orang kebanyakan. Tapi dibalik semua itu, dirinya tak menyerah sehingga obsesinya menjadi penulis muda dapat tercapai. Hasil kerja kerasnya beberapa pekan yang lalu berhasil menerbitkan sebuah karya fiksinya.
Selain para disabilitas itu sendiri, para orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus inipun, sudah selayaknya mendapat edukasi yang konstruktif agar dapat membantu anaknya tampil percaya diri dan berprestasi. Sehingga tema perayaan hari Disabilitas tahun ini akan segera terwujud, yakni “Membangun Masyarakat Inklusif, adil dan berkesinambungan bagi Penyandang Disabilitas untuk Indonesia Lebih Baik” (Tiesna)
0 Komentar