Kisah Umar Bin Khattab dan Gadis Penjual Susu

Pksbandungkota.com - Ada sebuah kisah terkait dengan amanah yang tidak akan pernah dilupakan oleh sejarah Islam. Kisah tentang Umar bin Khattab dan seorang gadis penjual susu yang jujur. Kisah ini terjadi ketika Umar bin Khattab diamanahi menjadi Khalifah sepeninggal wafatnya Rasulullah. Kala itu Umar bin Khattab sangat terkenal dengan kegiatannya beronda pada malam hari. Beliau akan mengawasi daerah-daerah pimpinannya dikarenakan khawatir ada rakyatnya yang sengsara. Beliau juga beronda sendirian sekaligus menyamar sebagai rakyat biasa dengan pakaian compang-camping untuk menutupi identitasnya. Dikarenakan beliau ingin memeriksa sendiri dan memastikan bahwa rakyatnya bisa hidup layak. Beliau khawatir jika hanya mengutus ajudannya, ajudannya tidak akan menceritakan keadaan yang sebenarnya kepadanya. Beliau menutupi identitas aslinya pun agar tidak diketahui oleh rakyatnya sehingga beliau tidak harus dihormati sebagai kepala pemerintahan.

Pada suatu malam ketika beliau sedang bertugas malam beliau mendengar dialog seorang anak perempuan dan ibunya, seorang penjual susu yang miskin. Kata ibu “Wahai anakku, segeralah kita tambah air dalam susu ini supaya terlihat banyak sebelum terbit matahari Anaknya menjawab “Kita tidak boleh berbuat seperti itu ibu, Amirul Mukminin melarang kita berbuat begini Si ibu masih mendesak “Tidak mengapa, Amirul Mukminin tidak akan tahu”. Balas si anak “Jika Amirul Mukminin tidak tahu, tapi Tuhan Amirul Mukminin tahu”. Umar yang mendengar percakapan itu kemudian menangis. Betapa mulianya hati anak gadis itu, ia tetap mempertahankan kejujurannya. Amanah Amirul Mukminin ia tunaikan meskipun sang Amirul Mukminin tidak melihatnya. Hal ini ia lakukan karena ia tahu Allah lah yang senantiasa mengawasinya, apakah amanah itu ia tunaikan? Apakah ia tetap mempertahankan kejujuran meskipun kala itu ia sedang diberi ujian kemiskinan? Tetapi ternyata gadis ini memang berhati mulia, karena ia masih punya iman amanah yang disampaikan kepadanya ia tunaikan.

Jika saja saat ini orang-orang masih meninggikan keimanannya kepada Allah, tentu saja tidak akan ada amanah yang diabaikan. Meskipun sang pemberi amanah tidak selalu mengawasinya tetapi ia sadar Allah akan selalu mengawasinya. Karena ia pun takut akan hukuman yang Allah berikan, bukan takut kepada hukuman manusia semata. Apalagi bahaya lebih besar yang ditakutkannya pada hari kiamat yang akan menghampirinya jika amanah itu diabaikan. (Ishma)

Posting Komentar

1 Komentar

  1. mengharuhkan, mempertahankan kejujuran itu adalah hal yang sangat penting..
    meski kita suka berbohong ataupun melakukan hal yang sangt curang tanpa ada yg liatnya tapi allah selalu melihatnya..

    BalasHapus