ilustrasi |
Ibrahim bin Adham pun menyebutkan 10 ciri bentuk kematian hati yang menjadi sebab tertolaknya doa.
Pertama, mengakui bahwa Allah Ta’ala merupakan Pencipta Semesta Raya, tapi melalaikan hak-hak Allah Ta’ala untuk diibadahi dan tidak disekutukan.
Betapa kita melihat banyak kaum Muslimin
yang shalat pun tidak mau? Padahal, Allah Ta’ala telah menciptakan dan
menjamin semua rezekinya?
Kedua, membaca al-Qur’an, tapi tidak mengamalkan isinya.
Dari sekian banyak kaum Muslimin, hanya
sedikit yang membaca dan mempelajari hukum-hukum terkait bacaan
al-Qur’an. Dari sedikit yang membaca, lebih sedikit lagi yang memahami
maknanya. Akan lebih sedikit lagi jumlah yang kaum Muslimin yang
mengamalkan apa yang dipahami, dan bertambah sedikit lagi kaum Muslimin
yang ikhlas dalam mengamalkan kandungan al-Qur’an.
Ketiga, mengaku memusuhi setan, tapi melakukan pekerjaannya.
Betapa banyak di antara kaum Muslimin
yang mengetahui bahwa setan merupakan musuhnya, tapi justru melakukan
banyak amalan yang digemari oleh setan? Betapa banyak kaum Muslimin yang
bahkan mendukung amalan-amalan setan untuk dilakukan secara
bersama-sama di sebuah lingkup masyarakat.
Keempat, mendaku cinta kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tapi meninggalkan sunnah-sunnahnya yang amat mulia.
Betapa sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam terbentang luas dari bangun tidur hingga kembali ke tempat
rehat. Amat banyak, mulai dari yang mudah dan murah dikerjakan hingga
yang berat dan membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit.
Sayangnya, meski sebagian kaum Muslimin
mengetahui bahwa hal tersebut termasuk sunnah Nabi, banyak yang
meninggalkannya karena kemalasan dan kebodohan yang dituruti. Malas
melakukan Dhuha, padahal ada rahasia agung di balik amalan tersebut.
Malas berdzikir, padahal dzikir menjadi sebab kecintaan Allah Ta’ala
kepada hamba-hamba-Nya. (Ipah)
0 Komentar