sumber : google |
pksbandungkota.com - Belum lama ini Jawa Barat dikejutkan dengan peristiwa meluapnya Sungai Cimanuk di Garut yang menelan korban jiwa dan harta yang tidak sedikit. Sungai yang menjadi saluran air, penampung air, dan pusat dari ekosistem; berubah menjadi saluran pembuangan sampah. Berubahnya fungsi sungai ini pasti sedikit banyak mempengaruhi bagaimana alam bekerja ketika hujan tiba.
Menurut pakar banjir dari Universitas Gadjah Mada, Dr Ir Agus Mulyono, cara terbaik untuk menanggulangi bencana banjir adalah dengan merestorasi sungai. Tindakan ini menawarkan 5 konsep untuk meningkatkan eksistensi dan mengembalikan esensi sungai melalui restorasi hidrologi, restorasi ekologi, restorasi morfologi, restorasi sosial ekonomi, serta restorasi kelembagaan dan peraturan. "Tujuan besarnya mengembalikan sungai kepada entitasnya, yaitu air dan sedimen bersih, sehat, produktif, lestari, dan bermanfaat untuk semua makhluk hidup," katanya .
Awal tahun ini, Bandung mempunyai lokasi wisata baru hasil dari restorasi sungai. Restorasi sungai yang dimaksud ialah upaya penataan kawasan Sempadan Sungai Cikapundung, guna mendukung program “Cikapundung Bersih”. Program ini bertujuan untuk menjaga kualitas air, pengendalian banjir, serta menata bantaran sungai yang memiliki fungsi sosial tempat masyarakat berinteraksi .
Itulah Teras Cikapundung, hasil dari program yang digulirkan bersama oleh Direktorat Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan melalui BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citarum dengan Pemerintah Kota Bandung. TerCik dan Cikapundung River Sports merupakan bagian dari percontohan nasional dari restorasi sungai.
Penanganan sungai ini membutuhkan keterlibatan multisektor, struktural dan non-struktural, seperti penghijauan, penanganan limbah, penanganan sedimentasi, persampahan juga peningkatan kesadaran dan perubahan perilaku warga juga perlu bersinergi untuk ciptakan sungai yang bersih dan indah . Tidak kurang dari 52 pokja (kelompok kerja) dilibatkan dalam Komunitas Cikapundung.
Hasil dari restorasi ini bisa dinikmati warga, dan merupakan tempat interaksi sosial baru yang akan memberikan pilihan kegiatan luar rumah, seperti halnya di Hari Minggu kemarin, dimana beberapa komunitas penghijauan melakukan kegiatan serentak, dibarengi dengan beberapa komunitas yang sedang asik melakukan foto-foto reuni, masyarakat yang melakukan terapi ikan, selfie-selfie, serta pameran whiteboard yang terbuat dari bahan ramah lingkungan. Beberapa Satpol PP dan Tourism Police, polisi untuk daerah wisata juga tampak berjaga. Dengan gaya yang santai ala turis, bercelana pendek, berseragam poloshirt hitam, bersepatu kets, dan menaiki sepeda gunung; Teras Cikapundung terasa memberikan hawa baru kesegaran di daerah yang sebelumnya kurang terurus.
Restorasi sungai seperti ini menghabiskan dana yang tidak sedikit. Sekitar 18 Milyar rupiah telah dikucurkan untuk pembangunan Teras Cikapundung, dan 3 Milyar rupiah untuk pembangunan Cikapundung WaterSport yang terletak di jl. Asia Afrika dan merupakan segmen PLN. Bandung beruntung mempunyai stakeholders yang mau bergandengan tangan menjaga keamanan serta kenyamanan kotanya. Semoga usaha restorasi sungai ini dapat dilaksanakan di tiap daerah sebagai hasil kolaborasi berbagai stakeholders. Semoga. (LH)
0 Komentar