WAHAI ENTREPREUNER BERKACALAH PADA UMAR BIN ABDUL AZIZ

Ilustrasi

Pksbandungkota.com - “Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah di masa Bani Umayah yang memerintah selama tiga tahun namun dalam masa sejenak itu telah membuat negerinya kehilangan penerima zakat. Negara aman sejahtera dan rakyatnya menjadi para muzaki” itulah yang saya tangkap hari kemaren melalui mulut kang Aher, gubernur Jawa Barat di acara Bandung Entrepreuners day 2016.
Nah loh, apa hubungannya seorang khalifah dan Entrepreuner....?
Setelah ditelisik ternyata keberhasilan sang khalifah dalam menata negara dan melahirkan banyak Entrepreuner kala itu, rumusnya adalah keseimbangan dalam melaksanakan hidup. Seimbang dalam urusan dunia dan akhirat. Tidak melulu dunia yang dikebut, tapi ruhiyah yang ditanamkan sang khalifah pada para pengusaha di masanya harus pula dikencangkan.
Tak mesti urusan bisnis mirip pribahasa sunda “suku dijieun hulu jeung hulu dijieun suku” (kaki dijadikan kepala dan kepala dijadikan kaki) namun semua itu harus diseimbangkan dengan kedekatan ruhiyah pada sang Khaliq. Pembiasan infak, amalan sunah dan masih banyak lagi amalan pendobrak jati diri untuk sukses dunia akhirat.
Wah.... wah..... wah.... andaikata saat ini ada orang sekelas Umar bin Abd Aziz, tentunya saya mau milih di coach sama beliau. Terbayang oleh saya, Umar bin Abd Aziz akan membuatkan maping bisnis dengan tahapan-tahapan yang terarah dan jelas.
“ Tiesna, kamu pagi-pagi bangun paling telat jam 03.00 yah, kamu tahajud, sholat taubat dan perbanyak istighfar serta shalawat atas nabi”
“Siap Coach” sambut saya,
“Udah gitu menjelang shubuh kamu tilawah, dan sholat sunnah rawatib yang karena dengan itu, kamu akan dibangunkan istana di surga-Nya Allah. Bukankah kamu mau kaya Tiesna ? Kalau kamu mendawamkan tiap hari 12 rakaat rawatib, berapa istana yang Allah bangun di Surga-Nya kelak.”
Dibilang begitu sayapun manggut-manggut sambil berfantasi betapa super bahagianya diri saya.
“oke, saya lanjutkan ya.... Sebelum mengawali bisnis jangan lupa shalat dhuhanya harus benar dan banyak. Dan ketika kamu berbisnis, bersungguh-sungguhlah seolah-olah kamu akan hidup selamanya. Cari inovasi yang menghasilkanmanfaat pada orang lain. Ingat..... pesan Nabi, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”.
Mendengar itu dari Coach Umar bin Abdul Aziz, saya jadi merenung, “ Apakah betul saya sudah bermanfaat bagi orang lain ? apakah perlakuan saya terhadap orang tua sudah sesuai dengan perintah Allah?”
“next,..... mulai hari ini kamu biasakan infak tiap hari ya, tapi bukan berharap cash back. Tapi ikhlaskan dan tulis dalam rancangan bisnis kamu dan bandingkan dengan kebiasaan kamu saat ini. Kalau boleh tahu, kebiasaan berinfak kamu bagaimana?”

Aher di acara seminar Enterpreneur
Dengan setengah kikuk dan tersipu malu sayapun mengakui kalau selama ini infak semaunya saja, itupun pas jumatan dikala bis keropak infak lewat. Dan disaat bis-bis lewat dengan suaranya yang khas, sayapun sudah menyiapkan uang kecil di saku tertentu dan khawatir ketuker dengan saku yang satu lagi yang isi uangnya lebih besar. Lagi asyik bermain dengan dunia pikiran saya, choach Umar bertanya lagi,
“dalam sehari semalam, banyak tilawah atau baca Whatsapp?”
Gubrakkkk...... “koq nanya itu coach?” sayapun menundukkan kepala sejadi-jadinya, handphone di tangan kiri seolah-olah mengajak masuk ke dalam saku. Tangan kanan mengepal keras, menyatu dengan benak kalau ternyata banyak kebaikan yang tercampakkan. Banyak hal semu yang menutupi kisi-kisi hati, banyak Patamorgana yang menipu kehidupan ini.
Seolah mengetahui sang coachpun tersenyum dan bertutur, “ Saya tak menginginkan jawaban itu, yang butuh jawaban adalah dirimu sendiri. Susunlah semua pertanyaan dan jawablah oleh dirimu sendiri. Susun rencana dan strategi bisnismu dengan menyertakan Allah dalam segala palaningmu. Dan pelajaran Choaching sementara itu dulu. Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya”.

Oke guys, semangat pagi dan salam jabat erat
(Tiesna)

Posting Komentar

0 Komentar