Toko Tani Indonesia (TTI) merupakan program yang digagas oleh Kementerian Pertanian yang bertujuan untuk memangkas proses distribusi bahan pangan dari produsen ke konsumen. Terdapat 1000 TTI di seluruh Indonesia yang menjual produk pangan yang berkualitas dengan harga terjangkau.
Selama ini, distribusi pangan dari produsen harus melewati 9 titik sebelum sampai ke konsumen. Melalui program ini, rantai ditribusi dipangkas menjadi 3 titik. Harga beli ke petani bisa lebih naik sedangkan harga jual kepada masyarakat bisa lebih turun.
"Kita berupaya merubah struktur pasar yang selama ini sudah terbentuk, dimana rantai pasoknya, supply chainnya, yang terlalu panjang," ungkap Andi.
Oded, sebagai pimpinan daerah, sangat mendukung program TTI ini untuk menyejahterakan masyarakat. Oded menyatakan bahwa Pemkot Bandung sendiri memiliki program sembako murah untuk para buruh yang juga menggunakan konsep yang sama.
"Kota Bandung juga punya program bekerja sama dengan PD Pasar. Prinsipnya sama dengan TTI ini, yaitu memangkas mata rantai. Kemarin sudah launching harga pangan murah, berkualitas, untuk buruh," terang Oded.
Program TTI, yang diketuai oleh Ketua Komisi IV DPR-RI Edhy Prabowo, telah menggelontorkan dana sebesar 200 juta rupiah untuk satu TTI. Dana tersebut digunakan untuk infrastruktur, modal, dan operasional.
Edhy menyatakan bahwa program ini merupakan terobosan yang baik. "Apa yang dilakukan Kementerian Pertanian ini adalah upaya proaktif yang dilakukan oleh pemerintah untuk mendekatkan produsen ke konsumen," terang Edhy.
Di Jawa Barat terdapat 144 TTI yang tersebar di berbagai daerah. Di Bandung, TTI dapat ditemukan di Pasar Kosambi dan Pasar Ciroyom.
0 Komentar