Mana Ekspresinya?


ilustrasi


Pembaca setia…! Sudahkah Anda mencoba menghitung, seberapa sering Anda menyambut buah hati dengan wajah sumringah, dengan senyuman yang penuh gairah, dengan canda tawa yang mencerahkan? Atau singkatnya, seberapa sering Anda menyambut buah hati dengan kadar 100 persen?
Sebaliknya, seberapa sering Anda membiarkan buah hati berdiam diri? Seberapa sering Anda menomorduakannya? Seberapa sering pula Anda lebih memprioritaskan objek lain sementara buah hati Anda berceloteh dengan pertanyaan-pertanyaan yang tanpa jawaban?
Ayah dan bunda yang berbahagia. Sesibuk apapun Anda, sepadat apapun agenda Anda dalam setiap harinya, seberapa diperlukan pun Anda oleh publik, status Anda yang paling hakiki sebetulnya adalah sebagai AYAH dan sebagai BUNDA. Dan keberadaan Anda bagi mereka (anak-anak) tak dapat tergantikan dengan benda secanggih dan semahal apapun. Karena mereka butuh nyawa, mereka butuh kehangatan, mereka butuh penerimaan, mereka butuh pengakuan, mereka butuh penyambutan yang ekspresif.
Ingatlah para ayah dan bunda. Mengekspresikan sikap terbaik, menyambut mereka dengan hangat, bersicakap tentang pegalaman-pengalaman mereka, adalah bagian penting dari upaya Anda dalam membangun kebrilianan otak mereka. Dan jangan pernah meremehkan bahwa suatu saat kemudian mereka akan kehilangan berbagai kemungkinan yang seharusnya mereka miliki sampai waktu yang tak terbatas, hanya gara-gara Anda yang kurang memberi perhatian. Dan berbagai kemungkinan yang berpotensi hilang itu adalah;
·         Sensitivitas
·         Kepercayaan diri
·         Kehangatan dan kesantunan
·         Mental-mental positif (optimisme, sudut pandang yang benar, dll)
Jadi, jangan pernah menyalahkan buah hati Anda bila pada suatu saat mereka menunjukkan perilaku-perilaku aneh seperti;
·         Menghindar dari lingkungan
·         Merasa takut terhadap orang dewasa
·         Kaku dan tidak memiliki sense of humor
·         Judes alias kurang ramah
·         Tidak berani tampil
·         Hampir tidak memiliki kepekaan sehingga tidak care terhadap masalah orang lain
Naaah, bila merenungi akibatnya seperti pada contoh diatas, sangat miris sebetulnya. Bahkan ada sebuah pengalaman nyata yang sagat ironis, dimana ada seorang anak yang sampai pada kondisi tidak dapat bicara sama sekali. Padahal anak tersebut begitu cerdas dan memahami hampir semua interuksi. Dan hanya karena ayahnya yang terlanjur MALAS untuk mengajaknya ngobrol, untuk membujuknya, untuk meraihnya dengan kehangatan, jadilah si anak manis itu tak mampu berbicara.
Untuk itu, bagi Anda yang sudah kadung melakukan “maal pengasuhan” atau bagi Anda yang baru akan punya momongan, saya hadirkan beberapa tips tentang bagaimana caranya menjadi orang tua yang ekspresif.
1.      Dengarkan dengan seksama ketika buah hati Anda bertutur tentang pengalaman dirinya atau tentang hal lain.
2.      Apresiasi penuturan mereka dengan kalimat yang membangun dan disertai dengan mimik muka yang bersahabat.
3.      Hindari memotong pembicaraan tanpa meminta izin dengan baik
4.      Hinadri men-judge terhadap penuturannya yang Anda nilai tidak benar.
5.      Perhatikan pandangan mata. Mata adalah organ sempurna yang diciptakan Allah SWT sebagai media unik yang multiguna dan multitafsir. Tatapan terbaik Anda, adalah cermin sikap terbaik Anda. Sebaliknya, satu kali saja Anda memberikan tatapan yang tidak bersahabat, maka memori otak Anda langsung merekamnya sebagai sebuah pengalaman buruk yang begitu menyakitkan.
6.      Ciptakan cara memberi hadiah yang paling unik, bukan memprioritaskan isi hadiahnya (mahal atau tidak, ber-merk atau tidak, canggih atau tidak, dll). Singkatnya, sesederhana apapun benda yang Anda hadiahkan,  akan memberikan makna yang luar biasa bila diberikan dengan cara yang dramatis, yang terekspresikan dan jauh dari sikap-sikap datar.
7.      Berikan sesuatu tanpa diminta. Artinya, coba sesekali Anda ubah konteks. Bila biasanya buah hati Anda menginginkan sesuatu sampai menangis, memaksa-makasa, atau bahkan mengamuk, pada lain kesempatan Anda mencoba memberi sesuatu tanpa harus didahului oleh tangisan atau amukan mereka.
Tidak ada yang sulit bila sudah menjadi habits. Tidak ada yang sukar bila karakter-karakter positif itu sudah mengakar. Maka tidak ada alasan bagi Anda untuk berpikir tidak bisa menjadi orang tua yang ekspresif. Bahkan, ketika Anda sudah terlajur divonis sebagai manusia yang berkecederungan otak kiri sekalipun, dimana lebih banyak diam dan lebih banyak bergelut dengan angka, Anda bisa menjadi luar biasa.
Ingat, ekspresi Anda, kehangatan Anda, orkrestrasi antara mata, tangan, wajah dan hati Anda adalah wujud penyikapan terbaik pada otak mereka. Mengapa demikian, karena salah satu bagian otak buah hati Anda adalah otak tengah. Bagian tengah otak seorang manusia adalah bagian EMOSIONAL. Maka akan matilah lampu otak anak ketika ia seringkali dituding, diancam, dimuntahi kata-kata negatif, dipermalukan, diperlakukan kasar dan disiksa, serta dibiarkan tanpa sapaan dan penyambutan. Selanjutnya, maal pengasuhan, maal pedagogik, dan apapun istilahnya, adalah faktor pemicu kerusakan pada otak anak. Oleh karena itulah, jangan sampai Anda didera oleh pertanyaan; “mana ekspresinya…?”
Semoga bermanfaat. Allohu’alam bish showaab. (Miarti)

Posting Komentar

0 Komentar