aher di Sabuga |
Gemuruh tiga ribuan
suara "Sayaaa..." seakan
gedung Sasana Budaya Ganesa nyaris runtuh, Ahad siang (24/Mei), menyahut tantangan Gubernur Akhmad Heryawan ketika
melontarkan pertanyaan "Siapa yang ingin kaya?"
disambung "Siapa yang ingin takwa?" "Siapa ingin keduanya?".
Aher demikian panggilan akrab Gubernur Jabar seolah
menyangsikan keinginan menjadi kaya hadirin
yang mayoritas pelaku bisnis, karena awal pertanyaan direspon suara tipis. Baru
setelah diulang ketiga kali dengan dipompa lebih dimotivasi, kompak dijawab ‘Sayaa..’ dengan histeris. Sehingga
tak menjadi heran tatkala kunjungan ke berbagai sekolah melontarkan pertanyaan
siapa yang bercita-cita jadi pedagang tak ada yang tunjuk tangan. Cara bertanya diubah bahwa pintu rejeki yang paling disukai Allah itu ada pada pedagang, barulah
anak-anak bersemangat merespon.
Tak memiliki cita-cita berbisnis inilah salah satu
penyebab Indonesia yang kaya sumber daya alamnya menjadi negara yang tergolong
miskin. Semua bahan mentah diborong negara luar dengan harga sangat murah dan
ketika telah diberi nilai tambah dijual lagi ke Indonesia dengan harga sangat
wahh.. "Betapa ini semua harus disadari kita semua, agar denyut nadi
ekonomi lebih kencang lagi dan terbuka banyak lapangan kerja", demikian
dia menggugah hadirin dan memotivasi
agar berlomba menjadi pengusaha.
Gubernur yang sarat penghargaan ini mengatakan bahwa pedagang yang baik dipuji dengan kata Mabrur. Maka dia mengajak hadirin untuk senantiasa
berdoa bagi diri sendiri dan orang lain yang sedang menata bisnis agar mabrur. Ditambahkan agar tak lupa
memanjatkan doa "Robbana atinaa fii dunya hasanah wa fii akhiroti khasanah waqinaa
adzaabannaar, seperti
yang didawamkan Rasulullah dalam kesehariannya. Karena orang kaya jika bertakwa
mampu berbuat banyak untuk sesama, zakat yang dikeluarkan luar biasa besarnya, maka surga pun bisa diraih orang kaya.
Ternyata kail Aher mengena pada salah satu hadirin, penerima doorprize buku
Sukses Membangun Bisnis dengan Grounded
Strategy diacara itu. Ali Akbar yang kader PKS dari Gedebage dengan jujur mengakui tambah termotivasi setelah mendengar sambutan dari
Gubernurnya, untuk melejitkan bisnis
kaosnya yang telah dirintis sejak dibangku kuliah. Dia optimis bisa meningkat kekelas pebisnis
yang lebih tinggi lagi. Menjadi kaya bisa jadi keniscayaan jika usaha
sudah maksimal ditempuh dibarengi dengan tidak melanggar rambu-rambu syariah dan
sungguh-sungguh berdoa seperti yang dicontohkan Rasul, didawamkan harian.
(Frieda Kustantina)
1 Komentar
Saya.... semua kita ingin kaya dan taqwa pak Gubernur..
BalasHapus