Oleh : Adi Supriadi
Sebulan yang lalu, Maret 2015 Seperti biasa Penulis menanti Istri dan anak-anak menjemput di Terminal Leuwi Panjang, Bandung. Sambil menanti Saya makan di sebuah Warung Nasi Padang.
Saya melihat, didekat kasir seorang laki-laki mengetuk-ngetuk meja kasir sambil bernyanyi nggak jelas (intinya menganggu para pengunjung) bahkan handphone yang Saya charger dimeja kasirpun dimainkannya.
Kemudian Penulis mencoba mendekatinya "Maaf ya Pak, Saya mau ambil hp saya", Dengan gelagapan dia berkata "Eh, HP Bos ya, maaf Saya kira HP Kasir...sekali lagi maaf".
Sebelum Penulis pergi, Saya bertanya tentang aktivitasnya sehari-hari, laki-laki berusia 45 tahun ini menceritakan dia tidak punya pekerjaan sejak di PHK Perusahaanya.
"Bapak, Suaranya bagus tadi Saya dengar, Bapak sebenarnya bisa jual suara Bapak" Kata Saya kepada pria ini.
"Aduh Boss...Ngamen mah atuh Saya udah tua, nggak enak, malu kalo Saya ngamen" curhat pria yang akhirnya Saya kenal bernama Asep.
Penulis jelaskan kepadanya bahwa ngamen tidak mesti keliling-keliling, tidak mesti turun naik bis, tidak mesti menganggu orang di perempatan jalan, tidak perlu. Saya katakan padanya bahwa di terminal ini banyak Rumah makan yang cukup bagus dan sepengetahuan Saya tidak ada suara musik untuk menghibur yang sedang makan, kalo Bapak datangi pasti menganggu yang makan, Sebebenarnya Bapak hanya perlu bekerjasama dengan pemilik rumah makan untuk duduk seharian buat bernyanyi menghibur pengunjung.
"Ah..Boss...Mana mungkin Rumah Makan mau menerima Saya, Mereka tidak akan mau menggaji Saya" keluh Kang Asep ini.
Penulis sebagai HR di Perusahaan termasuk tidak suka mendengar orang mengatakan tidak bisa tetapi belum melakukan apa-apa. Saya katakan kepadanya "Siapa yang bilang bapak harus digaji Rumah Makan, Saya tidak mengatakan begitu, Bapak berikan dulu jasa baik Bapak, Suatu saat kalo Bapak memiliki kontribusi pasti banyak yang membayar Bapak, Siapa tau yang makan ada komposer musik, Produser dan pemilik rekaman, Kita tidak tahu, karena Kita tidak tahulah maka kita terus berbuat sampai kelak kita akhirnya tahu bagaimana Tuhan membalas perbuatan baik Kita", Nada Saya menggebu-gebu bawaan karakter memberi motivasi.
"Tapi ingat, Bapak harus ada modal, Jika tidak bisa beli maka pinjam dulu alat musik yang bagus, Masa dari 100 Rumah makan satupun ga ada yang ngizinan Bapak nyanyi?! Saya yakin paati ada..Insyaa Allah! " tegas Saya kepada Kang Asep.
Wajahnya terlihat cerah, Semangat dan Termotivasi. Saya minta izin pergi setelah Saya meminta maaf khawatir ada kata-kata dan sikap Saya yang salah.
Sebulan Kemudian.....
April 2015, Saya menunggu istri dan anak-anak Saya di Rumah Makan Ampera tidak lagi di Rumah Makan Padang, Saya perhatikan Pria yang duduk di dekat pintu masuk ini adalah pria yang sebulan yang lalu Saya berikan Nasehat (jika tidak mau disebut Aaya marahi). Saya lupa-lupa ingat.
"Eh Boss...Makan disini?" Sapanya kemudian.
"Oh iya, Saya menunggu jemputan istri dan anak-anak Saya, Bapak yang bulan kemaren ketemu Saya dirumah makan padang tea kan?" Tanya Saya.
"Iya Boss, Nasehat Boss menyadarkan Saya. Dan bener, Saya dibolehkan nyanyi disini, sudah ada 10 harian" Jelas Kang Asep dengan sumringah.
Dan Alhamdulillah, Hari itu Saya dapat Roti dan Kopi Gratis dari Pelayan Rumah Makan, Setelah Saya tanya ke pelayan kenapa gratis, Sang Pelayan menjelaskan bahwa Pengamen itu dapat ide dari bapak dan ternyata bermanfaat untuk Rumah Makan. Pengunjung merasa senang.
Sang Pengamen itu meneruskan lagunya, Penulis diminta request lagu apa yang ingin dinyanyikan, Satu persatu pengunjung yang selesai makan memberikan sejumlah uang dikotak didepan Kang Asep yang jadi Pengamen Profesional itu tanpa susah payah dia berkeliling.
Ya Allah.....Inilah Keindahan yang Saya rasakan saat ini, kebahagiaan yang tiada tara..berikanlah kemudahan untuk Saya untuk terus berbuat baik.
Semoga Menginpirasi Anda
Saya Haddad Assyarkhan
Pin BB : 5497C2A1
Twitter : @assyarkhan
0 Komentar