Gambar Ilustrasi : Konferensi Asia Afrika |
BANDUNG - "Konferensi Asia Afrika 1955 adalah sebuah fenomena unik dan guru sejarah yang sangat bernilai bagi kemanusiaan" papar Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dalam khutbahnya siang ini (24/4) di hadapan ribuan jamaah, yang di dalamnya terdapat ratusan pemimpin negara-negara peserta Konferensi Asia Afrika.
Dalam khutbah Jum'at yang bertajuk 'Menuju Asia Afrika Baru yang Damai dan Lebih Sejahtera' ini, Aher berkali-kali meneguhkan bahwa momen KAA ini adalah sebuah refleksi sejarah yang menjadi tonggak tegaknya nilai kemanusiaan dan perdamaian dunia. Dalam paparannya, Aher menyuguhkan refleksi 60 tahun KAA, betapa telah banyak perubahan yang dicapai oleh bangsa-bangsa Asia Afrika, dari yang tadinya hanyalah negara terjajah, bangkit menjadi negara merdeka dan maju.
Memandang Konferensi Asia Afrika sebagai sebuah momentum sejarah yang sangat berharga, Aher menyampaikan harapannya pada kemerdekaan salahsatu negara yang berada di Asia Afrika, Palestina. "Saat ini, seluruh negara Asia Afrika telah berhasil mengusir penjajah dan meraih kemerdekaannya, kecuali satu negara yaitu Palestina yang hingga kini masih terus berjuang untuk mendapatkan kemerdekaannya. Adalah kewajiban kemanusiaan bagi Bangsa-bangsa Asia Afrika, untuk terus mendorong dan membantu kemerdekaan Bangsa Palestina."
Pada arah langkah selanjutnya, Gubernur Jawa Barat ini menyampaikan harapan dan tekadnya, agar kekuatan yang dimiliki negara-negara Asia Afrika ini mampu berjuang lebih kuat, mencapai cita-cita damai dan sejahtera, yang merupakan landasan awal penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika ini 60 tahun lalu. (RD)
0 Komentar