Berbeda dengan zaman dahulu yang
memiliki stigma bahwa kegemukan adalah tanda kemakmuran, saat ini kegemukan
merupakan suatu masalah besar, terutama bagi kaum hawa. Proporsi tubuh ideal
yang ramping dan beberapa bagian tubuh tanpa lemak bertumpuk menjadi idaman. Lebih
dari itu, dari segi kesehatan, kegemukan memunculkan
resiko penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, bahkan kanker.
Mengerikan bukan?
Hal ini memicu bakat kreatifitas enterpreneur untuk menciptakan
banyak “barang dagangan” untuk mewujudkan impian kaum hawa yang rela merogoh kantong
sangat dalam demi tubuh ideal. Dari alat kesehatan olahraga, pemijat perut yang
bergetar, bahkan pakaian—yang tanpa harus bersusah payah—yang mampu menguras
lemak. Namun sebenarnya, apakah menjadi sehat dan tetap ramping harus sesulit
dan semahal itu?
Kembali ke dalam perspektif
kesehatan, obesitas sentral atau kegemukan yang terkonsentrasi di daerah
perut
lebih berisiko menimbulkan
gangguan kesehatan karena dapat memicu terjadinya Sindrom Metabolik dibandingkan obesitas periferal. Apa itu obesitas
periferal dan obesitas sentral? Apapula itu sindrom metabolik, mari kita bahas
lebih dalam…
Apa itu Sindrom Metabolik?
kumpulan faktor risiko atau ketidaknormalan yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya Penyakit Jantung Koroner, Diabetes Melitus Tipe
2 (Kencing Manis) dan beberapa penyakit lain
Seperti yang telah dikatakan
sebelumnya, obesitas sentral atau kegemukan yang terkonsentrasi di daerah
perut
lebih berisiko menimbulkan
gangguan kesehatan karena dapat memicu terjadinya Sindrom Metabolik. Sekarang,
silakan bercermin hingga seluruh tubuh anda terlihat di cermin, bagaimana
bentuk tubuh anda? Apakah seperti apel atau pir? Obesitas sentral memiliki
bentuk tubuh seperti apel, terkonsentrasi pada perut dan obesitas periferal
memiliki bentuk tubuh seperti pir. Keduanya sama-sama—maaf ya—tidak enak
dilihat, yah kecuali pada Ibu Hamil, karena walau bagaimana pun, yang tertimbun
di bawah jaringan kulit itu lemak (dalam jaringan yang disebut adiposa)
Selain Penyakit Jantung Koroner dan
kencing manis tipe 2, individu dengan Sindrom Metabolik juga berisiko mengalami
beberapa kondisi lain seperti : PCOS (Polycystic
Ovary Syndrome), perlemakan hati (fatty
liver), cholesterol gallstones, asma, gangguan tidur dan kanker.
Tahun 2000 yang lalu dari sekitar
210 juta penduduk Indonesia, 17,5%-nya mengalami kelebihan berat badan dan 4,7%
mengalami obesitas. Lantas apa bedanya kelebihan berat badan dan obesitas?
Untuk kaum hawa pasti tidak asing dengan istilah BMI (Body Mass Index). BMI
merupakan skala/standar yang digunakan untuk mengklasifikasikan apakah
seseorang mengalami kegemukan atau ‘kekurusan’. Cara menghitung BMI, membagi
berat badan anda dengan tinggi anda dalam meter, kemudian dikuadratkan dan di
bawah ini klasifikasinya.
Classification
|
BMI (kg/m2)
|
Risk of comorbidities
|
Underweight
|
< 18.5
|
Low (but increased risk of other clinical
problems)
|
Normal range
|
18.5 – 22.9
|
Average
|
Overweight
|
> 23
|
Increased
|
Pre-obese
|
23 – 24.9
|
Increased
|
Obese I
|
25 – 29.9
|
Moderate
|
Obese II
|
> 30
|
Severe
|
BMI Classification for Asian
Untuk wanita, jika lingkar pinggang < 80 cm termasuk
normal, dan jika lingkar pinggang > 80 cm berisiko tinggi
Sedangkan pada pria, jika lingkar pinggang < 90 cm
termasuk normal, dan jika lingkar pinggang > 90 cm berisiko tinggi
Nah, silakan introspeksi diri :)
Penyebabnya
Tanpa dijelaskan pun, saya yakin semua pembaca pasti
mengetahui penyebabnya, salah satunya adalah permasalahan gaya hidup. Makan
terlalu banyak, jarang olahraga, aktivitas berkutat pada makan, mandi, laptop,
tidur dst. Sangat berbeda dengan gaya hidup yang disunnahkan Rasul saw.sebagai
teladan kita.
Beliau menyukai olahraga:
memanah, berkuda, berenang, bahkan lari bersama sang istri. Sedangkan kita berlari
karena telat masuk kuliah atau kantor. Rasulullah makan sedikit, tidak seperti
kita (mungkin), sedikit-sedikit, makan..
"Tiada seorang anak Adam (manusia)pun yang memenuhi sesuatu wadah
yang lebih buruk daripada perut. Cukuplah anak Adam (manusia) itu makan
beberapa suap saja yang dapat mendirikan (menguatkan) tulang belakangnya. Oleh
sebab itu, apabila perut itu mesti diisi, cukuplah sepertiga untuk makanannya,
sepertiga untuk minumnya dan sepertiga lagi untuk pernafasannya
(jiwanya)."
"Kita - kaum Muslimin - adalah suatu kaum yang tidak akan makan
sehingga kita merasa lapar dan apabila kita makan tidak sampai
kekenyangan."
Dan hal ini, sudah ditakuti oleh
Rasul saw. tercinta,
"Yang paling saya takuti di antara hal-hal yang saya takuti atas ummatku
ialah besarnya perut, gendut karena banyak makan, terus menerus tidur,
kegemaran tidur yang melampaui batas, malas-malasan dan lemahnya keyakinan,
tidak mempunyai pendirian yang tegas dan mantap."
Apa yang ditakuti oleh Rasul
saw.memiliki bahaya yang sangat besar. Dari hasil survei epidemiologi, kematian
karena komplikasi hipertensi/darah tinggi, kolesterol, dan diabetes menduduki
angka teratas. Sindrom metabolik ini berisiko besar dan bertanggung jawab atas
penyakit-penyakit yang dapat menyerang organ vital. Tidak serta merta datang
dan langsung sakit, namun perlahan-lahan namun pasti. Hati, jantung, ginjal,
otak menjadi organ targetnya. Diabetes mellitus (kencing manis), hiperlipidemia
(lemak tinggi), hipertensi (darah tinggi) menjadi three musketeer dalam komplikasi sindrom metabolik ini. Penjelasan
masing-masingnya akan disinggung dalam artikel selanjutnya.
Dan hingga saat itu tiba, mari
kita terus terapkan sunnah Rasul saw.yang mengajarkan kita dalam adab makan
ini. Apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya
adalah kebaikan, jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang hingga saat
ini. Masih ragukah kita akan tuntunan islam? Allaahu’alam bis shawab. (Diah)
0 Komentar