Hati yang teguh, siap menerima berbagai ujian dalam kehidupan. Bukan perkara mudah tapi juga bukan perkara sulit mencapainya. Allah telah menunjukkan bagaimana kisah orang-orang beriman terdahulu meneladankan sifat keteguhan pada keimanan, sehingga seberat apapun ujian menimpa, mereka selalu bisa menghadapinya dengan hati yang teguh.
Terdapat setidaknya empat bekal memupuk sifat teguh pada hati kita.
Pertama, KeIMANanlah syarat yang paling utama, tiada bergantung pada siapun kecuali Allah saja, Firman Allah Swt :
Terdapat setidaknya empat bekal memupuk sifat teguh pada hati kita.
Pertama, KeIMANanlah syarat yang paling utama, tiada bergantung pada siapun kecuali Allah saja, Firman Allah Swt :
“Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha
Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu.” (QS. Al Ikhlas Ayat 1-2)
Pada ayat lain disebutkan
“Allah
meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim
dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)
Implementasinya bisa dicontoh dari nasehat Nabi Muhammad SAW, kepada Abbas ra :
“Hai
anak muda, jagalah selalu hubungan baikmu dengan Allah SWT, niscaya dia akan
selalu menjagamu. Jangan sekali-sekali melalaikan tugasmu terhadap Allah,
niscaya engkau akan mendapati-Nya di depanmu, kenalilah Allah pada saat engkau
sedang sejahtera, niscaya Dia akan selalu mengenalimu di kala engkau dalam
kesempitan. Setiap kali engkau memohon pertolongan, mintalah itu kepada Allah.
Yakinlah, Seandainya semua makhluk berkumpul bersama-sama dengan maksud
memberimu manfaat apa pun yang tidak ditetapkan Allah swt bagimu, niscaya
mereka tak akan mampu memberikan kepadamu. Dan seandainya mereka semua
berkumpul untuk menimpakan mudharat kepadamu yang tidak ditetapkan Allah atas
dirimu, niscaya mereka tak akan mampu melakukannya. (HR. At-Tirmidzi juz 4, hal. 76, no. 2635)
Kedua, Syarat berikutnya ialah ZUHUD (menurut bahasa berarti tidak tertarik terhadap apa saja yang dimiliki orang lain, dalam riwayat disebutkan, “Dari Abul ‘Abbas Sahl bin Sa’d Al-Sa’idiyy r.a. berkata:
Ketiga, QANAAH (menerima dengan rela akan apa yang ada – memohon kepada Allah Swt tambahan yang pantas, dan berusaha – menerima dengan sabar akan kententuan Allah – tidak tertarik oleh tipu dunia )
Kedua, Syarat berikutnya ialah ZUHUD (menurut bahasa berarti tidak tertarik terhadap apa saja yang dimiliki orang lain, dalam riwayat disebutkan, “Dari Abul ‘Abbas Sahl bin Sa’d Al-Sa’idiyy r.a. berkata:
“Telah datang seorang laki-laki kepada Nabi SAW
lalu berkata: Wahai Rasululah, tunjukilah kepadaku suatu amalan yang apabila
aku amalkan niscaya Allah akan mencintaiku dan manusia akan mencintaiku! Maka
beliau bersabda: Berzuhudlah kamu di dunia niscaya Allah akan mencintaimu dan
berzuhudlah kamu dalam hidup sesama manusia niscaya mereka akan mencintaimu” (H.R.
Ibnu Majah, Tahabarani dan Baihaqi).
Ketiga, QANAAH (menerima dengan rela akan apa yang ada – memohon kepada Allah Swt tambahan yang pantas, dan berusaha – menerima dengan sabar akan kententuan Allah – tidak tertarik oleh tipu dunia )
“Lihatlah orang yang dibawah kalian dan
janganlah melihat orang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak
bagi kalian untuk tidak memandang hina nikmat Allah yang dilimpahkan kepada
kalian.” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi)
Keempat, Syarat terkhir adalah TAWAKAL kepada Allah swt.
“……
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Al Imran Ayat 159)
Allah
SWT menjadikan sebab-sebab tertentu sebagai faktor yang menggembirakan, memantapkan hati
dan memperkuat keimanan orang-orang yang gigih berjuang mempertahankan kebenaran dan mencapai cita-cita mulia. Allah SWT mempergilirkan kebahagiaan dengan kesedihan, ujian dan anugerah, serta kelapangan bersama kesempitan. Akan tetapi semuanya selalu diiringi pertolongan dan kebaikan dari-Nya. Itulah bagaimana Allah SWT membina diri
kita agar Hati kita menjadi Teguh Dalam
Menghadapi semua ujian-Nya. Dalam firman-Nya Allah menerangkan :
“Dan
Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar
gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. dan kemenangan itu hanyalah
dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Anfal Ayat 8)
Semoga kita termasuk hamba-Nya yang mampu mencapai keteguhan hati dengan mengamalkan empat bekal tersebut. Aamiin. Wallahu
a’lam Bishawab. (@eps_elhidayah)
0 Komentar