Menjadi public figure
bukanlah hal mudah. Apa lagi menjadi presiden yang notabene merupakan orang
nomer satu di negara yang dipimpinnya. Terlepas dari itu semua mereka merupakan
individu yang sama seperti manusia lain yang mempunyai lima kebutuhan dasar.
Lima tingkat kebutuhan dasar menurut teori Maslow yang terkenal
dikalangan psikolog, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan
keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi
diri.
Dalam hal ini kebutuhan penghargaan
dan kebutuhan aktualisasi diri menjadi titik tekannya. Tidak normal rasanya
orang waras tapi benci melihat bayi yang imut dan lucu. Tapi ketika melihat
orang gila tentu saja perasaan itu berubah seketika. Manusia waras tentu saja
mempunyai kecenderungan tidak nyaman berada di dekat orang gila. Maka wajar
saja ketika seseorang itu disukai atau dibenci. Toh kita bukan bayi yang
disukai oleh semua orang dan bukan orang gila yang di jauhi.
Intinya setiap individu tentu ingin
di hargai. Apalagi jika menjadi seorang presiden. Kebutuhan untuk
dihargai melebihi orang-orang biasa. Penghargaan itu diperoleh berdasarkan
aktualisasi diri. Adakalanya seseorang dinilai dari kecerdasannya,
ketegasannya, atau kemampuan leadership-nya. Namun terkadang seseorang
dikenal karena citranya di media, seperti yang sedang 'naik daun' sekarang ini.
Sebagai warga negara yang baik tentu
saja kita tidak mau salah menentukan pilihan. Kemudian bagaimana caranya kita
menentukan pilihan? Jika itu menjadi pertanyaannya maka lihatlah dua hal yaitu
figuritas dan Integritas. Lihatlah mana yang lebih menonjol diantara kedua
sifat tersebut.
Ingat, jika kita memilih berdasarkan
figuritas, seorang presiden itu tidak bekerja sendiri. Dia membutuhkan kaki
tangan untuk menggerakkan roda pemerintahan. Pertanyaannya, apakah sanggup
sosok tersebut mengatur struktur di bawahnya agar bergerak seirama? Atau malah
soosk tersebut yang di atur untuk mempertahannya figuritasnya?
Akan tetapi, jika kita memilih
pemimpin karena integritasnya, maka sudah barang tentu ada mutu yang melekat
didalamnya. Integritas; sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan
kejujuran. Wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam kehidupan
bernegara.
Masihkah kita ragu menentukan
pilihan? Tentu saja tidak. Kita (seharusnya) sudah menemukan jawabannya. Integritas lebih
utama. Jika sosok seorang presiden memiliki integritas yang tinggi maka
figuritasnya takkan diragukan. Selamat memilih dengan bijak, untuk Indonesia yang lebih sejahtera. (Fauziah)
0 Komentar