gambar: indonesiasetara.org |
Stanford Marshmallow Experiment
(SME) adalah salah satu eksperimen psikologi yang paling terkenal dalam
sejarah. Penelitian dilakukan pada kisaran tahun 1960 dan 1970, dipimpin
olehWalter Mischel, seorang professor di Universitas Stanford. Dalam penelitian
ini kumpulan anak kecil ditawari dua dilema. Di dalam sebuah ruangan tertutup,
terdapat satu buah marshmallow yang dapat ia makan. Namun dibuatlah sebuah
perjanjian, jika sang anak kecil mau menunggu tidak makan sampai peneliti
kembali ke ruangan, maka ia akan mendapatkan dua marshmallow. Memilih satu atau
dua tentu kita memilih dua. Tapi menunggu untuk suatu waktu adalah sebuah
hambatan yang tidak enak. Beberapa anak kecil mengikuti percobaan ini. Ada kelompok A yang
tidak menunggu lama, selepas peneliti pergi, marshmallow tersebut langsung
habis ditelan. Ada kelompok B yang bersedia menunggu dan menunggu hingga
peneliti datang kembali ke ruangan dan dia pun mendapatkan marshmallow lebih
banyak. Kelompok ini mampu menunggu dan
menahan diri untuk kenikmatan yang lebih besar di masa depan. Dalam rekaman
eksperimennya terlihat bagaimana lucunya ekspresi bocah-bocah itu menahan
dirinya untuk tidak makan marshmallow.
Hasil dari penelitian ini hasil
yang menarik. Di masa depan, ternyata kelompok B, yang mau menunggu, memiliki
capaian hidup yang lebih baik dibandingkan kelompok A yang tidak mau bersabar
dan langsung memakan marshmallow tersebut. Kelompok B memiliki nilai SAT yang
lebih bagus (Nilai seleksi masuk perguruan tinggi di Amerika), capaian akademik yang lebih baik, kebugaran
dan kesehatan tubuh (Dinilai dari BMI- Body Mass Index), dan ukuran-ukuran
lainnya. (sumber: http://www.webcitation.org/62C0yfhcJ )
Percobaan tersebut adalah
simulasi dari kehidupan seluruh manusia. Seringkali kita digoda dengan
marshmallow-marshmallow yang jika kita mau bersabar, kita akan mendapatkan
marshmallow yang lebih banyak di masa depan. Sebuah dilemma kecil, antara
membeli Smartphone model terbaru atau
menabung untuk biaya kuliah. Kita paham bahwa biaya kuliah ini akan
menghasilkan keuntungan lebih banyak di masa depan. Bahkan dari ilmu yang kita
dapat melalui kuliah, kita akan mampu membeli lebih banyak smartphone. Namun
ternyata kita sering tergoda untuk menghabiskan uang tersebut untuk smartphone baru. Kenikmatan-kenikmatan
singkat yang harus kita lawan.
Bila kita ingat lagi masa lalu
kita akan sadar betapa banyak waktu yang terbuang. Betapa kita tak mau bersabar
sakit sedikit saja, akibatnya kita kehilangan peluang sukses masa depan. Dari
penelitian di atas kita belajar sebuah fakta bahwa orang-orang yang mau
bersabar dan mengendalikan dirinya akan mampu unggul dalam persaingan.
Kemampuan menahan diri, sebuah kemampuan yang tampak sederhana, dan mudah
dikatakan tapi ternyata berefek begitu besar.
“Barangsiapa yang kini berlemah lembut pada dirinya, maka di masa depan
dunia akan kejam pada dirinya. Barangsiapa yang kini kejam pada dirinya, maka di masa depan dunia
akan berlemah lembut pada dirinya” (Sebuha Pepatah yang Penulis lupa sumbernya)
Ramadhan ini terjadi berbagai
macam marshmallow berbentuk makanan, minuman, maksiat, dosa dan godaan lainnya.
Ramadhan kali ini kita dipaksa untuk berlatih menahan diri untuk tidak memakan
marshmallow itu agar di masa depan kita mendapatkan marshmallow yang lebih
banyak. Agar di hari akhir nanti kita beroleh surga firdaus. Agar di masa depan kehidupan kita
diberi “kabar baik yang dipercepat” berupa hidup penuh berkah. Mudah-mudahan
selepas dari ramadhan ini kita masuk sebagai bocah-bocah kategori B yang mampu
menahan diri dari nikmat kehidupan dan tumbuhlah bibit potensi diri menjadi
umat terbaik.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik. Qs.3:110
Oleh: Rio Aurachman
0 Komentar