WOW! Rp.42 Juta dari Bank Sampah PKS

PKS


Berawal dari program Sekolah Ibu dan Pos Ekonomi Keluarga dari Bidpuan DPD Kota Bandung, meluncurlah program Bank Sampah ini. Selain untuk mendukung program Walikota dan Wakil Walikota Bandung, termasuk hasil diskusi akhwat dengan Ibunda Siti Muntamah, perilaku memilah sampah ini sungguh sangat sesuai dengan akhlak Islami. 

Sampah pada dasarnya terdiri dari dua jenis : sampah basah dan sampah kering. Sampah basah bisa ‘diurusi” mulai dari cara yang paling simple sampai yang sophisticated. Yang sederhana misalnya saja membuangnya ke dalam lubang-lubang biopori, atau menimbunnya di halaman yang masih berupa tanah tentunya. Agar tidak berbau, sebaiknya dibuat lubang khusus di tanah dengan tutup triplek, cukup 40x40 cm dengan kedalaman 30 cm, dan diberi cacing rambut yang akan memakan habis sampah organik tersebut. 

Cara lain mengurus sampah basah ini adalah dengan keranjang Takakura. Di Bidang Perempuan DPD, Ummi Siti Aisyah adalah masternya. Memang tak mudah membuat yang satu ini. Perlu pelatihan dan praktik pembuatan secara langsung. Perkembangannya pun perlu dipantau agar sampah basah yang dikelola bisa dipanen sebagai pupuk kompos yang sempurna.

Sebenarnya, kebijakan Walkot-Wawalkot Bandung melalui pengadaan tempat sampah khusus di berbagai tempat sudah gencar dilakukan. Namun apa yang terjadi? Jika tidak rusak atau bahkan hilang, maka tidak ada bedanya isi kantung putih dengan kantung hijau. Mengapa? Saya berhuznudzon karena masyarakat belum faham bagaimana. Karena itulah pencerdasan masyarakat mengenai pengelolaan sampah ini perlu terus dilakukan.

 Saat sosialisasi Bank Sampah, amat sangat banyak pertanyaan tentang cara memilah sampah. Alhamdulillah banyak yang tertarik dan akhirnya bergabung dengan Bank Sampah PKS. Saat ini sudah terbentuk 81 Bank Sampah PKS di 57 kelurahan dari total 153 kelurahan yang ada di Kota Bandung. Insya Allah ke depan akan terus meningkat. Walau terkesan sederhana, subhanallah ternyata program ini sangat banyak manfaatnya. Dari ‘iseng-iseng’ mengurusi sampah kering, bisa jadi pemasukan. Bank-bank Sampah PKS yang sudah berjalan selama delapan bulan ini berhasil membantu Walikota Bandung mengurangi sampah sebanyak 8,6 ton dan senilai kurang lebih 42 juta rupiah!! Amazing isn’t it?

Sampah yang ‘diurusi’ oleh Bank Sampah PKS adalah sampah-sampah kering. Saya biasanya mempresentasikan dengan menyederhanakannya menjadi 3: plastik, kertas, dan barang-barang keras. Plastik mulai dari kresek sampai botol bekas minuman, kertas mulai struk dari minimarket sampai bekas bungkus semen, sementara barang keras adalah berbagai macam barang mulai dari lampu belajar rusak, rice cooker, setrika, anak kunci dll. Lebih jelasnya anda bisa mengunjungi biro PK2P (Peningkatan Kualitas Kader Perempuan) PKS di daerah masing-masing untuk meminta diadakan sosialisasi. Insya Allah kami siap membantu.

Satu hal lagi yang selalu saya sampaikan saat presentasi, hendaklah kita menjadi orang yang ihsan dalam bekerja. Benar, yang ibu-ibu setorkan adalah ‘sampah’, sesuatu yang hendak kita buang. Tetapi bisa kok diusahakan tetap dalam bentuk/kondisi yang baik, atau minimal cukup bersih. Ada salah seorang nasabah di Sindangjaya RW 02 yang sungguh membuat saya terharu. Semua sampahnya, bahkan plastik bekas anaknya jajan cilok, diserahkan dalam kondisi bersih. Sepatu bekasnya bersih dari lumpur juga karena sudah dicuci. Subhanallah, sungguh malu hati saya. Saya yakin, bila kita terbiasa bekerja dengan ihsan, Insya Allah hasilnya juga akan lebih baik, Insya Allah.(Danik Easteria)

Posting Komentar

0 Komentar