Empat Jurus Netty Heryawan Bangun Keluarga Tangguh



Bandung - Membangun keluarga yang berkualitas akan lebih sulit di masa yang akan datang. Salah satu alasannya adalah kemajuan teknologi yang memudarkan batas-batas wilayah dan negara, sehingga kebudayaan luar—baik yang sesuai norma Timur atau tidak—membanjiri Indonesia. Menghadapi hal ini, setidaknya ada empat hal berbentuk pertanyaan yang bisa menjadi perisai pelindung keluarga. Keempat pertanyaan ini wajib diajukan kepada istri dan suami, sebagai dua sosok awal yang membangun keluarga. "Pertanyaan pertama, 'kenapa kita menikah'?" tanya Netty Prasetiyani Heryawan kepada 250 kader Posyandu dan PKK, di Café De'Tuik (4/2). Netty menjelaskan, jawaban pertanyaan ini akan menyingkap niat seseorang menikah. Niat menikah ini berpengaruh pada cara mendidik keluarga, serta arah rumah tangga orang tersebut.
"Dalam hidup ini, tidak semua ibadah bisa dilakukan sendiri. Kalau sholat, itu ibadah mahdhah, bisa dilakukan sendiri. Tapi menikah itu ibadah ghairu mahdhah, sehingga harus dilakukan bersama orang lain. Oleh karena itu, menikah disebut 'setengah agama'. Jika (pernikahan) niat beribadah, berarti dia akan melakukan yang terbaik di dalamnya," papar Netty.
Pertanyaan kedua yang Netty ajukan adalah, 'mengapa kita memilih si dia (suami—red)?'. Pertanyaan ini menimbulkan jawaban beragam dari audiens, namun semuanya menuju muara yang sama: karena mencintai orang yang menjadi suaminya itu. "Ini merupakan jawaban yang tepat. Tentunya, kita mencintai suami bukan hanya melihat kelebihannya, tapi juga kekurangannya. Pokoknya, kita harus mencintai mulai dari ketombe-ketombenya, sampai rorombeheun-nya," canda Netty yang disambut gelak-tawa audiens.
Untuk hal yang satu ini, Netty mengutip ucapan B. J. Habibie, "Kita tidak perlu seseorang yang sempurna, tapi cukup seseorang yang bisa menerima kelebihan dan kekurangan kita." Pertanyaan selanjutnya yang Netty ajukan adalah 'bagaimana cara kita mencintai pasangan kita?'. Untuk hal yang satu ini, Netty mengambil contoh Nabi Muhammad Saw. Menurut Netty, Rasulullah lebih mencintai Aisyah dibandingkan dengan istri-istri lain, karena dalam diri Aisyah terkumpul semua pesona perempuan. Aisyah merupakan istri Nabi Saw yang paling muda dan cerdas. "Namun, di dunia ini ada dua jenis cinta. Pertama, karena semua 'pesona' terkumpul dalam pribadi itu. Kedua, kalaupun tidak semua (pesona) ada, maka berusahalah untuk menerima apa yang Allah gariskan untuk kita," ujar Netty.
Lalu, pertanyaan yang menjadi ujung semua tanya tadi adalah 'bagaimana cara mengungkapkan cinta itu?'. Netty mengakui, hal ini paling sulit dilakukan. Namun, Netty menghimbau kaum ibu untuk lebih ekspresif memperlihatkan cintanya pada keluarga, terlebih lagi suami. Netty mencontohkan sahabat Rasulullah, Abdullah bin Abbas, yang selalu tampil rapi di hadapan istrinya. Alasan Ibnu Abbas, dia ingin sang istri pun melakukan hal yang sama untuknya. "Di luar sana, suami kita banyak melihat yang 'licin-licin', karena itu, saat pulang ke rumah, kita tidak boleh 'kalah'. Sambut suami secantik dan serapi mungkin, jangan sampai kita menyambut suami dengan 'seragam kebesaran' kita, daster yang banyak 'jendela' di mana-mana," canda Netty.
Jika keempat pertanyaan tadi telah dijawab dengan benar, Netty menjamin, angka perceraian akan berkurang. Dampaknya, suami-istri mampu mendidik anak dengan baik, juga menghadirkan suasana kondusif untuk perkembangan jiwa sang anak. Akhirnya, akan tercipta keluarga berkualitas, yang menghasilkan kemaslahatan di masa depan
(dikutip dari Ahmad Heryawan.com)

Posting Komentar

0 Komentar