![]() |
Permasalahan Kota Bandung sebagai kota
metropolis banyak juga dihadapi oleh beberapa kota besar di Indonesia.Salah
satu permasalahan Kota Bandung yang belum terselesaikan dengan baik adalah
masalah air dan sampah,baik air bersih,air kotor hingga masalah banjir.
Pertembuhan jumlah
penduduk Kota Bandung kian hari bertambah seiring dengan arus mobilisasi
masyarakat yang kian tinggi.Hal ini berdampak juga pada ketersediaan air bersih
bagi warga Bandung itu sendiri.Kian hari debit air bersih kian berkurang,salah
satu sebabnya adalah pepohonan yang kian berkurang pula,terutama kawasan
Bandung Utara sebagai daerah resapan air kian gundul tergerus oleh bangunan.
Di satu sisi saat hujan
turun air berlimpah hingga sebabkan banjir.Hal ini karena selain sistem
drainase yang tidak baik juga sudah semakin berkurannya daerah ressapan
air.Sebagian besar daerah di Bandung sudah berubah menjadi lahan beton.Akibatnya
air tidak bisa terserap melainkan langsung mengalir ke daerah yang lebih
rendah.Permasalahan akan bertambah ketika saluran air penuh dengan sampah
sehingga banjir tidak lagi terhindarkan.
“Kedepan Kota Bandung
harus kita hijaukan kembali,sehingga air dapat teratasi baik saat kemarau
maupun saat hujan tiba.Penataan hutan lindung maupun kawasan hijau atau jalur
hijau harus betul-betul ditaati karena dampaknya tidak hanya sekarang namun
bisa menimpa anak cucu kita nanti,”ujar Ridwan Kamil saat dialog dengan Dewan
Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) di Bandung,Jum’at
(5/4/2013).
Kang Emil menambahkan
permasalahan Kota Bandung tidak bisa diselesaikan hanya dengan saling
menyalahkan,melainkan semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat harus
berbuat nyata untuk menyelamatkan kondisi kotanya.Namun yang lebih dominan
adalah pihak pemerintah sebagai pemegang otoritas dan kebijakan.
Menurutnya pemerintah
tidak cukup sekedar menghimbau atau membuat peraturan bagi warganya,namun harus
mempunyai keteladan yang bisa diikuti oleh warganya.Salah satu contohnya adalah
bentuk konsisten pemerintah terhadap peraturan yang dibuatnya sendiri.Sehingga
tidak ada lagi kesan peraturan dibuat untuk dilanggar.
Bagi Kang Emil solusi
bagi permasalahan Kota Bandung selain
berasal dari pemerintah juga bisa dari warganya sendiri.Artinya peran serta
masyarakat juga turut membantu dalam mencari jalan keluar terbaik secara bijak
dan adil.
“Saat ini saya hanya
warga Bandung biasa bukan pejabat,namun sedikit kita telah berusaha untuk
berbuat yang bisa kita lakukan,contohnya sudah tiga bulan ini kita adakan Gerakan Bandung Banjir dengan program
pembagian bor biopori gratis,”ungkap Kang Emil.
Dirinya menngungkapkan
bahwa program tersebut berjalan sukses hal itu terbukti dengan banyaknya
permintaan alat bor biopori tersebut oleh masyarakat.Namun alat tersebut belum
bisa dipenuhi semua,hal ini dikarenakan kemampuan produsen yang terbatas
sehingga sehingga bor biopori belum mampu terpenuhi semua.
Sementara itu berkenaan
dengan pencalonannya sebagai Calon Walikota Bandung,Kang Emil hanya bertekad
untuk berbuat yang terbaik untuk kota kelahirannya.Dalam hal ini berkaitan juga
dengan permasalahan Kota Bandung yakni masalah air dan sampah.
“Bandung memang banyak
masalah,namun kita harus optimis banyak juga solusinya,”imbuhnya semangat.
Intinya menurut Kang
Emil,semua warga harus terlibat dalam mewujudkan kota idaman dan kota
percontohan bagi kota lainnya.Meski diakui hal tersebut merupakan perkerjaan yang
tidak ringan namun dengan semangat kebersamaan insya Allah semua ada jalan
keluarnya.
“Untuk merangsang peran
serta warga nanti ada semacam “City Award” bagi warga teladan dalam segala
bidang,termasuk bidang lingkungan meski hanya tingkat RT atau RW. Award
tersebut bisa kita adakan setiap bulan sekali,”ungkapnya.
Menanggapi rencana dan
paparan Ridwan Kamil tersebut,salah seorang sesepuh Jabar dan DPKLTS,Solihin GP
mendukung program yang hendak dilakukan pasangan RIDO.Menurut Mang
Ihin,demikian ia akrab dipanggil pimpin Kota Bandung ke depan harus lebih
peduli lingkungan.
“Kita akan dukung
penuh,namun kita selaku warga Bandung yang bertanggung jawab harus juga
memiliki sikap kritis kolektif.Jika ada penyimpangan atau tidak konsisten harus
berani dan mau kita ingatkan,”ungkap Mang Ihin.
Di akhir acara Mang Ihin
secara simbolis menyerahkan sapu kepada Kang Emil sebagai simbol untuk
“bersih-bersih”pemerintahan nantinya.Sementara kepada Mang Odded,Ming Ihin
menyerahkan bibit pohon sebagai simbol untuk Bandung Hijau.
0 Komentar