Sekretaris Komisi I DPRD Kota
Bandung, Susanto Triyogo Adiputro, menilai tantangan yang dihadapi Pemkot
Bandung saat ini cukup kompleks, sehingga hal ini tentu menjadi perhatian
DPRD.
Tantangan yang dihadapi Pemkot
Bandung mulai dari kemacetan, persoalan sampah, hingga penanganan banjir.
Oleh karena itu, kolaborasi
antara pemerintah, DPRD, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam
mengatasi berbagai permasalahan tersebut.
"Membangun Kota Bandung
tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah. Diperlukan kolaborasi dan gotong
royong seluruh elemen masyarakat. Dengan semangat kebersamaan, insyaallah
berbagai persoalan kota dapat diselesaikan," ujar Susanto.
Dia juga menyoroti hasil Survei
Penilaian Integritas (SPI) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK).
Menurutnya, sejumlah kasus hukum
yang sempat menimpa pejabat di lingkungan Pemkot Bandung turut
mempengaruhi hasil survei tersebut.
Kendati demikian, pihaknya tetap
memberikan apresiasi kepada Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, yang saat ini
aktif menggandeng KPK untuk memperkuat sistem pencegahan korupsi dan
meningkatkan integritas aparatur.
"Langkah Wali Kota
menggandeng KPK untuk melakukan deteksi dini merupakan upaya strategis dalam
membangun sistem pemerintahan yang transparan dan akuntabel," katanya.
Dia mengatakan, langkah yang
telah dilakukan oleh Farhan menjadi bagian dari upaya pencegahan agar seluruh
perangkat daerah memahami batasan dan ketentuan yang berlaku.
Di sisi lain, susanto menerangkan
pentingnya terkait pelaksanaan reformasi birokrasi yang berorientasi pada
prinsip good governance, clean government, serta kualitas pelayanan yang
paripurna.
"Seluruh pelayanan publik
harus mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) agar masyarakat mendapatkan
layanan yang optimal, adil, dan profesional," ucap Susanto.
Sedangkan terkait PKL, Susanto
memastikan bahwa Satpol PP Kota Bandung senantiasa melibatkan unsur TNI dan
Polri dalam setiap kegiatan penertiban, untuk memastikan keamanan dan
ketertiban masyarakat.
"Kami selalu mengingatkan
agar pendekatan yang dilakukan bersifat humanis. Salah satu contoh pendekatan
yang baik adalah sistem penertiban bertahap, seperti pemberian kartu kuning
hingga kartu merah bagi pelanggaran berulang. Ini bisa menjadi inspirasi
penerapan di Bandung," katanya.
Atas hal tersebut, dia mengajak
masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga ketertiban dan kebersihan
lingkungan melalui berbagai kanal pelaporan resmi, baik secara langsung maupun
melalui media sosial.
"Petugas di lapangan
memiliki keterbatasan, sehingga partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan. Jika
kita bersama-sama menjaga lingkungan dan menegakkan aturan, maka citra Bandung
sebagai Kota Kembang yang tertib, indah, dan nyaman akan kembali terwujud,"
ujar Susanto.
Kemudian dia juga menyoroti
pentingnya menjaga dan memperkuat kepercayaan publik sebagai fondasi utama
dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, transparan, dan partisipatif.
"Kepercayaan publik sangat
berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan, termasuk
dalam hal kepatuhan terhadap pajak dan keterlibatan dalam berbagai program
pemerintah. Karena itu, kepercayaan publik harus terus dijaga dan diperkuat,"
ujarnya.
0 Komentar