Ketua DPRD Kota Bandung Asep
Mulyadi, turut menghadiri peringatan World Cerebral Palsy Day. Pria yang akrab
Kang Asmul itu pun turut terharu karena masih ada yayasan yang ikut peduli
dengan upaya mendorong anak-anak disabilitas untuk jadi mandiri.
"Saya sangat terharu dan
seneng yah, karena ada yayasan yang hari ini mengadakan acara yang mengumpulkan
mereka, kemudian mereka juga saling memberikan inspirasi. Karena setiap kita
diberikan sesuatu yang berbeda-beda, dan tentu itu amanah bagi kita
semuanya," katanya, Minggu (19/10/2025).
| World Cerebral Palsy Day |
World Cerebral Palsy Day merupakan agenda tahunan yang rutin digelar di Kota Bandung. Sekitar 500-an anak cerebral palsy berkumpul dan saling berbagi pengalaman, termasuk diajak di berbagai kegiatan yang mengasah kognitif hingga motoriknya.
Kang Asmul mengatakan, Pemkot
Bandung sudah memiliki peraturan daerah (Perda) untuk keberpihakan kepada
disabilitas. Perda itu kata dia, hanya tinggal dikuatkan oleh Peraturan Wali
Kota (Perwal), supaya difabel di Kota Bandung bisa mendapat perhatian.
"Pemkot sudah punya perda,
terkait perhatian kepada disabilitas. Kebetulan saya ketua pansusnya ketika
menyusun raperda itu, dan tinggal praktik di lapangan, tentu saja harus
dilengkapi Perwal," ungkapnya.
"Karena itu sebagai
implementasi bagaimana pemerintah hadir untuk mereka. Saya yakin bandung harus
jadi kota yang inklusif, tidak boleh ada orang yang ada di belakang, semua
harus mendapatkan respons dari pemerintah, termasuk disabilitas," tambahnya.
Menurut Kang Asmul, anak-anak
cerebral palsy punya hak yang sama dengan anak-anak yang lain. Untuk itu, ia
mendorong supaya Bandung menjadi kota yang inklusi dan memberikan perhatian
bagi mereka.
"Baik itu potensi di bidang
olahraga, seni, juga sarana dan prasarana. Karena tugas dari pemerintah itu
bukan hanya tugas Dinsos, tapi seluruh OPD kolaborasi. Intinya, setiap Kita
ditakdirkan menjadi orang hebat, dan setiap kita memiliki potensi untuk terus
mengembangkan.
Pada kegiatan tersebut, Asep juga
menerima aspirasi dari Rika, Ketua Yayasan Anak Bunda Istimewa, yang saat ini
menaungi sekitar 670 anak dengan cerebral palsy. Rika berharap adanya perluasan
jaminan terapi bagi anak cerebral palsy berusia di atas 7 tahun agar dapat
tercover oleh BPJS Kesehatan.
Menanggapi aspirasi tersebut,
Asep menyatakan komitmennya untuk mengawal isu tersebut kepada pemerintah
pusat.
“Saya akan coba kawal hal ini.
Semoga ada kebijakan dari Bapak Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, untuk
saudara-saudara kita ini,” kata Asep.
0 Komentar