Ketua DPRD Kota Bndung Tedy
Rusmawan mengatakan, acara konsultasi publik bagi Rancangan Awal RPKPD Kota
Bandung 2025-2045 ini sangat strategis. Karena rancangan awal ini terkait erat
dengan rancang bangun masa depan Kota Bandung 20 tahun mendatang.
Dalam paparannya, Tedy Rusmawan
berharap visi Bandung mendatang tetap didasari nilai Unggul, Nyaman, Sejahtera,
dan Agamis.
“Karena sudah luar biasa secara fondasi visi ini di Kota Bandung,” ujarnya.
Tedy Rusmawan juga menekankan
rancangan strategis menghadapi pertumbuhan jumlah penduduk di 2045 nanti.
Sejumlah hal seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga transportasi
harus mampu menunjang populasi 2045 yang diprediksi menyentuh angka 3 juta
penduduk.
“Terkait demografi, terkait
dengan penduduk, seperti apa daya dukungnya? Apakah ada upaya dari sekarang
untuk menambah luas kita dengan berbicara kepada Kabupaten Bandung dan
Sumedang?” katanya.
H. Tedy Rusmawan |
Persoalan daya dukung yang disediakan Pemerintah Kota Bandung juga wajib mengantisipasi kebutuhan layanan dasar seperti pendidikan. Saat jumlah penduduk masih berada di kisaran 2,5 juta sekarang, kekurangan jumlah sekolah masih perlu dikejar.
“Dengan jumlah nanti warga Kota
Bandung, berapa jumlah SMP yang ideal, di tengah keterbatasan kita 2018 sampai
sekarang alhamdulillah kita bisa 26 SMP. Lalu juga harus dihitung berapa
puskesmas yang harus disiapkan,” ujarnya.
Masalah penambahan populasi juga
terkait erat dengan tata ruang. Ia meminta Dinas Cipta Bintar Kota Bandung
mengawasi perkembangan secara ketat. Diperlukan sinkronisasi RPJPD Kota Bandung
2025-2045 dengan Perda RTRW 2022-2042 yang telah dimiliki Kota Bandung sebagai
latar regulasi untuk mengelola penduduk di masa mendatang.
“Daya dukung tata ruang kita
seperti apa di masa depan? Pemenuhan RTH (Ruang Terbuka Hijau) kita ada di 12
persen. Dengan ketersediaan ruang di masa depan, apakah realistis ditambah atau
cukup hingga 15 persen?” katanya.
Tedy Rusmawan juga meminta
Pemerintah Kota Bandung untuk betul-betul menimbang ketersediaan fasilitas
layak bagi seluruh masyarakat, terutama bagi warga disabilitas. Infrastruktur
yang dibangun wajib menerapkan nilai-nilai inklusif sehingga pemerataan pembangunan
makin terasa.
“Kalau kelayakan fasilitas bagi
disabilitas sudah nyaman, sisa semua warganya dapat dipastikan akan merasakan
fasilitas yang lebih nyaman lagi. Intinya infrastruktur ke depan harus yang
ramah bagi seluruh pihak,” ucapnya.
Kebutuhan air bagi warga kota
juga menjadi krusial di tengah tidak terdeteksinya eksploitasi air tanah bagi
konsumsi sehari-hari masyarakat. Kondisi itu dipicu terbatasnya penyediaan air
bersih dari Perumda Tirtawening.
“Juga masalah sampah, apakah akan
berakhir di PLTSa? Saat ini sudah ada fasilitas Kang Empos, kelurahan
magotisasi, kewilayahan RDF. Jangan sampai program terhenti di masa depan dari
apa yang telah dibangun saat ini,” ujarnya.
Suasana acara konsultasi publik bagi Rancangan Awal RPKPD Kota Bandung 2025-2045 |
Masalah transportasi juga berpotensi jadi persoalan pelik jika tak segera diantisipasi. Saat ini ada populasi 1,7 sepeda motor dan 500 ribu mobil. Dari 2,2 juta kendaraan ini, kata Tedy, menjadi persoalan serius sebelum kiamat lalu lintas terjadi di Kota Bandung.
“Apakah kita akan tetap seperti
ini? Apakah ada persiapan bagi masalah yang sangat serius ini? Mohon juga
kepada BP Cekungan Bandung agar bisa menjembatani kebutuhan transpotasi Kota
Bandung dengan kawasan aglomerasi di sekitarnya,” ucapnya.
Rancangan awal ini juga harus
sudah memasukkan indikator capaian RPJPD yang jelas, termasuk BKPSDM yang harus
mengukur seberapa banyak kebutuan pegawai di masa mendatang dihadapkan dengan
dibatasinya anggaran bagi pegawai.
“Tentu ini akan dibahas di DPRD
untuk menjadi perda. Saya yakin semua di sini sudah memahami persoalan dan
kebutuhannya di lapangan. Saya harapkan rancangan ini bisa menghitung semuanya,
bukan lagi menghitung apa adanya. Di forum ini, karena tugas kami mengawal,
DPRD berharap rancangan ini bisa menghasilkan sesuatu yang strategis bagi
mewujudkan harapan dari seluruh warga Kota Bandung,” tutur Tedy.
Sementara Ketua Fraksi Partai
Keadilan Sejahtera (PKS), Iman Lestariyono mengatakan, kegiatan kick off meeting RKPD
ini, sebagai gambaran untuk menentukan program-program perenecanaan pembangunan
Kota Bandung pada tahun 2025.
Menurut Iman Lestariyono, RKPD
tahun 2025 harus tetap berpedoman pada Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Tahun
2024-2026. Apalagi perencanaan yang dibuat nantinya, akan berkenaan dengan
situasi masa transisi serentak tidak adanya kepala daerah.
"Kalau ada kepala daerah kan
yang menjadi acuan kita adalah RPJMD. Karena persoalannya RPJMD selesai di
tahun 2023, maka harus ada pijakan hukumnya untuk RKPD 2024 yang akan menjadi
acuan bagaimana rencana pembangunan di tahun 2025," ujarnya.
Iman menambahkan, di dalam
penyusunan RKPD tahun 2024 nanti Pemerintah Kota Bandung harus memiliki isu-isu
prioritas yang akan diwujudkan pada tahun 2024 maupun 2025.
"Tentunya saya harapkan
jangan seolah-olah memulai dari nol, tapi RPJMD sebelumnya harus tetap menjadi
acuan, yang dikombinasikan dengan RKPD tahun 2024, artinya jangan berdiri
sendiri. Jadi kami berharap pemerintah yang baru pada tahun 2025 awal, bisa
melanjutkan program perencanaan yang telah ada sebelumnya," ucapnya.
Suasana acara konsultasi publik bagi Rancangan Awal RPKPD Kota Bandung 2025-2045 |
"Pesan dari kami, dalam
perencanaan program harus ada kesinambungan jangan sampai tadi dua tahun yang
merupakan masa strategis ini, jangan sampai ada kebijakan yang ekstrim yang
tidak terkait dari awal atau perencanaan jangka panjang. Jadi intinya, setiap
perencaaan harus tetap merujuk pada RPJMD," katanya.
Ahmad Farid Fakhrullah
0 Komentar