Dzulhijjah, bulan mulia dengan
berbagai amalan mulia terdapat didalamnya. Lantas Sekolah Ibu RW 14 Sadangsari
Coblong mengadakan kajian ilmu bertemakan keutamaan Bulan Dzulhijjah. Salmiah
Rambe memotivasi ibu-ibu dengan menjelaskan amalan-amalan utama di Bulan
Dzulhijjah.
Salmiah Rambe bersama Sekolah Ibu RW 14 Sadangsari
Bulan Dzulhijjah ini termasuk
diantara asyhurul hurum atau bulan-bulan yang diagungkan oleh Allah swt. Secara
keseluruhan, ada empat bulan yang disebut dengan asyhurul hurum dalam Islam
yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Bulan Dzulhijjah di kalangan
masyarakat Indonesia lebih dikenal dengan bulan haji.
Umi Mia sapaan akrab Salmiah,
menganjurkan untuk memperbanyak melakukan ibadah kepada Allah, baik ibadah
wajib maupun sunah dan menjauhi segala bentuk perbuatan dosa yang mengotori
keagungan bulan Dzulhijjah.
Amalan-amalan dibulan Dzulhijjah
diantaranya melaksankan ibadah haji dan umrah bagi yang mampu, berpuasa pada tanggal
Sembilan Dzulhijjah dan memperbanyak berdzikir kepada Allah swt serta
memperbanyak amal sholeh yang dapat meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt.
Ibadah haji dan umrah ini
termasuk amalan yang paling utama untuk dikerjakan di bulan Dzulhijjah bagi
orang yang mampu. Rasulullah bersabda satu umrah ke umrah yang lain
menghapuskan (dosa) yang dilakukan di antara kedua-duanya dan haji yang baik
(mabrur) tiada baginya balasan melainkan surga.
Dalam hadist riwayat Imam Nasa’i, Rasulullah
bersabda puasa Arafah itu dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, setahun
yang lalu dan setahun yang akan datang.
Umi Mia pun berharap semoga Allah
memudahkan dalam mencari ilmu dan mengamalkannya.
“Semoga kita semua dimudahkan
Allah untuk suka mencari ilmu dan mengamalkannya, Aamiin,” harap umi Mia
anggota Dewan Fraksi PKS.
Salmiah saat menjelaskan amalan dibulan Dzulhijjah
Diakhir kegiatan Sekolah Ibu, drg
Ira yang pernah menetap di Jepang, memberikan pelatihan membuat sushi rice
kepada para ibu, nantinya hasil pelatihan ini dapat dikembangkan sehingga
menjadi sumber penghasilan ekonomi.
(Ahmad Farid Fakhrullah)
0 Komentar