Sekolah Ibu : ANTARA IDEALITAS DAN REALITAS




Keinginan orang tua : Anak sehat secara jasmani, berbudi baik, dan taat pada ajaran agama. Namun seringkali sikap yang dimunculkan adalah  tidak konsistennya dalam memdidik anak, dihadapkan pada lingkungan yang kurang kondusif, dan melupakan keteladanan . Pada akhirnya idealitas seolah menjadi sebuah mimpi yang indah, anak terbentuk menjadi nakal, sulit diatur, membangkang, dan lain-lain yang tentu saja ini akan meresahkan orang tua.

Faktor penyebab kenakalan anak :

1. Faktor Prinsip
Tolak ukur baik buruk, benar salah harus jelas (QS Al An’am ayat 126, 153)
Jika anak sulit diatur, lihatlah prinsip pendidikan yang kita terapkan pada mereka.

2. Faktor Qudwah
Keteladanan orang tua (QS Al Ahzab : 21)

3. Faktor Bi,ah (lingkungan)
Jika anak terpengaruh oleh lingkungan,  walaupun tidak sampai melakukan hal yang buruk, setidaknya akan melemahkan kepekaan (imun) terhadap nilai baik buruk.

Apakah nakal sebuah predikat?

Jangan pernah katakan itu, sebab akan menimbulkan dampak psikologis yang traumatik. Boleh jadi anak sulit diatur, adalah tanda-tanda potensi anak yang sedang berkembang.
Pelajari gaya perilaku anak (Elisabeth Wagele, “Enegram of Parenting”) :

1. Perfeksionis     : Ingin agar segala sesuatu itu benar
2. Penolong     : Ingin disukai
3. Pengejar prestasi : Terdorong untuk tampil dengan baik
4. Romantis     : Fokus pada perasaan, sangat peduli pada penderitaan dan keindahan
5. Pengamat     : Ingin tahu dan ingin memahami segala sesuatu
6. Pencemas      : Mendambakan keamanan
7. Petualang      : Mengejar sesuatu yang baru dan menyenangkan
8. Pejuang      : Tangguh dan bersemangat.
9. Pendamai     : Ingin merasa puas dan menghindari konflik

Contoh, gaya perilaku anak yang perfeksionis seringkali rewel dan sulit diatur, karena merasa dirinya sudah melakukan hal yang benar. Anak dengan gaya perilaku ini sudah lelah oleh target-target dengan standar yang tinggi. Karenanya, orang tua tidak perlu  mengatur perilaku anak terlalu dalam, sebab ketika kita kecewa dengan reaksinya, akhirnya kita menyimpulkan anak tersebut nakal atau sulit diatur.
Saat simulasi games

Dorothy Law Nolte,  penulis puisi pendidikan, seorang pendidik dan ahli konseling keluarga dalam syairnya  Children Learn What They Live, anak-anak belajar dari kehidupannya :
Bila anak sering dikritik, ia belajar mengumpat
Bila anak sering dikasari, ia belajar berkelahi
Bila anak sering diejek, ia belajar jadi pemalu
Bila anak sering dipermalukan, ia belajar bersalah
Bila anak hidup dengan toleransi, ia belajar tentang kesabaran
Bila anak sering disemangati, ia belajar menghargai
Bila anak mendapat haknya, ia belajar bertindak adil
Bila anak merasa aman, ia belajar percaya
Bila anak mendapat pengakuan, ia belajar menyukai dirinya
Bila anak diterima dan diakrabi, ia akan menemukan cinta


                                                                            Nenden Simbar Rahayu, S.Sos
Kabid Senbud DPD PKS Kota Bandung
                 

Posting Komentar

0 Komentar