Antara Bisnis dan Amanah


Saat ini banyak orang yang masuk di dunia bisnis. Tujuannya macam-macam , ada yang ingin mandiri, mencari pengalaman, mencari tambahan uang, mengisi waktu kosong, melatih keterampilan, bahkan ada yang tujuannya mulia ingin mengikuti Rasulullah, ingin memberi manfaat kepada orang lain, dan ingin beribadah.

Segala tujuan yang dimiliki pelaku bisnis sangat mempengaruhi keberlangsungan hidupnya, terutama dengan segala amanah yang ada.

Banyak istri/suami yang ketika masuk bisnis, jadi melalaikan tanggung jawabnya sebagai pendamping pasangannya.

Banyak Ibu/Ayah yang ketika masuk bisnis, jadi melalaikan tanggung jawabnya mendidik anaknya.

Banyak pelajar/mahasiswa yang ketika masuk bisnis, jadi melalaikan tanggung jawabnya untuk belajar dan menyelesaikan tugasnya.

Banyak aktivis yang ketika masuk bisnis, jadi melalaikan tanggung jawabnya menjalankan segala program kerja yang ada.

Sehingga kadang ada suami yang berkata kepada istrinya; "Sudahlah jangan masuk lagi dunia bisnis, cukup saya yang bekerja. Apa kurang uang belanja yang saya berikan selama ini?"

Kadang ada istri yang berkata kepada suaminya: "Sudahlah jangan masuk lagi dunia bisnis, saya tidak butuh banyak harta, saya hanya butuh kebersamaan kita. Uang dari kerjaan sebelumnya sudah cukup."

Kadang ada anak yang berkata kepada orangtuanya: "Sudahlah Ayah & Ibu jangan masuk lagi dunia bisnis, saya mau ditemani belajar dan jalan-jalan sama Ayah & Ibu, gak mau dengan bibik."

Kadang ada orangtua yang berkata kepada anaknya: "Sudahlah jangan masuk lagi dunia bisnis, kamu cukup sekolah/kuliah saja, uang bulanan biar Ayah/Ibu yang kirim, berapapun kamu minta akan dikirim."

Kadang ada aktivis lainnya yang berkata: "Fulan/Fulanah kok berubah ya, sejak gabung dunia bisnis jadi gak amanah. Saya gak maulah masuk dunia bisnis, nanti jadi gak amanah seperti Fulan/Fulanah."

Sehingga dunia bisnis menjadi sangat menakutkan. Alhasil banyak muslim yang enggan menjadi pengusaha.

Lantas kalau begitu, apakah dunia bisnis nya yang salah? Seperti yang sudah disinggung di atas, tujuan bergabung di bisnis lah yang menjadi penyebabnya. Jika seseorang tujuan bergabung di bisnis karena ingin mengikuti Rasulullah, ingin bermanfaat untuk orang lain, dan untuk ibadah, maka tidak akan melalaikan amanahnya yang ada.

Justru orang tersebut akan lebih semangat menjalankan amanahnya, karena dia yakin keberkahan yang didapatkan dari menjalankan amanah yang ada akan membawa keberkahan juga untuk bisnisnya. Jadi bisnis dan amanah itu sejalan, tidak ada yang diabaikan.

Jika pelaku bisnis tidak menjalankan amanahnya dengan baik, maka para suami, istri, orangtua, sesama aktivis, dan orang yang berhubungan dengannya pada amanah tersebut akan sering komplain, alhasil jangankan mendapatkan keberkahan, malahan akan mendapat yang sebaliknya.

Jadi bagaimana sebaiknya yang dilakukan? Apa bisnisnya dihentikan saja ya? Soalnya saya gak bisa bagi waktu.

Eits, jangan berpikiran seperti itu dulu. Justru saat ini sebagai muslim kita harus semangat menjadi pengusaha supaya bisa mandiri, meningkatkan perekonomian Islam, dan menguasai pasar.

Lalu bagaimana caranya supaya seimbang?

Hal utama yang dilakukan adalah, luruskan niat & tujuannya bergabung di dunia bisnis. Jangan berbisnis hanya karena dunia saja. Lalu ingatlah, segala amanah akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Jangan sampai gara-gara bisnis, di akhirat nanti kita dituntut karena kita tidak menjalankan amanah yang ada dengan baik, sekecil apapun amanah itu.

Kemudian pandai-pandailah membagi waktu. Berikanlah hak suami, istri, anak, orang tua, guru, dosen, pimpinan, staff, dan orang lain yang ada hubungan amanahnya dengan kita. Jika kita pelupa, buatlah pengingat di buku catatan atau schedhule board sehingga kita bisa selalu ingat.

Memang tugas kita lebih banyak dari waktu yang tersedia. Tidak mungkin juga setiap saat kita bisa stanby menjalankan semua amanah yang ada. Tapi setidaknya dengan berusaha semaksimal mungkin mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki Insyaa Allah kita tidak akan melalaikan amanah yang ada, karena Allah memberikan amanah sesuai dengan kesanggupan kita. Hanya saja mungkin selama ini kita belum maksimal mengusahakannya.

Sekian tulisan ini, memoga bermanfaat. Semoga bisnis dan amanah kita bisa berkah, lancar, dan sukses. (WS)

Posting Komentar

0 Komentar